Kamis, 25 Juni 2009

akuntansi 5

Lama sebelum dokumen-shredding menjadi berita

utama, akuntan ditemukan sendiri di bawah tekanan

untuk berubah.
Selama dua dekade, inovasi dalam teknologi

komputer yang diberikan banyak kolot auditor dari

fungsi usang, prodding akuntan untuk mencari cara

lain untuk menghasilkan pendapatan.
Perusahaan untuk memproduksi hasil rosier-lamanya

untuk selama-besar dan savvier shareholding

memaksa akuntan publik untuk mencari cara untuk

memberikan yang terbaik mungkin spin pada klien

laporan keuangan.
Kemudian ada kerakusan sederhana. Industri yang

telah ditunjukkan itu rentan. Pada awal tahun

1970-an, seorang akuntan menonjol adalah terkait

dengan skandal Watergate. Dekade berikutnya, maka

tabungan dan kredit krisis membangkitkan

pertanyaan tentang bagaimana akuntan dapat

membiarkan hal itu bisa jadi buruk.
Dalam beberapa tahun terakhir, mitra membayar,

sebagian besar ditentukan oleh penagihan tarif per

jam, jatuh di belakang dengan cara akuntan

''saudara-saudara-bank investasi, kaya dengan

kebangkitan stok-pasar budaya dari''80s dan''90s.

Mempekerjakan konsultan dan orang yang menjual

jasa kepada klien audit adalah salah satu cara

untuk mempersempit kesenjangan.
Dan akhirnya kuno profesi dikorbankan publik

keyakinan bahwa underpinned nya reputasi.
Industri dibentuk sebagai wadah kepercayaan, yang

berasal lebih dari 10.000 tahun yang lalu dengan

batu counters di Yerikho. Sumeria kuno di

kota-kota di tanah yang sekarang Irak, bookkeepers

kekayaan didokumentasikan dengan menekan sticks

berakhir menjadi uap dari tanah liat tablet yang

keras tetap menjadi catatan.
Formal akuntansi telah invented by a Franciscan

rahib bernama Luca Pacioli di 1494 dalam karya

"Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et

Proportionalita" ( "Segala Tentang Arithmetic,

Geometry dan Proporsi").
Yang mendalam dijelaskan double-entry pembukuan -

untuk setiap kredit yang dimasukkan ke dalam buku

besar yang harus ada debet, sebuah konsep yang

dibuat oleh pedagang Florentine dan hailed oleh

Goethe sebagai "salah satu yang paling indah

Discoveries dari roh manusia."
Bersama oleh tiga traits pedagang sukses, Bapak

Pacioli menulis, adalah akses ke uang tunai, yang

terus diperbarui sistem akuntansi yang baik dan

pemegang buku. Christopher Columbus his

kontemporer ternyata tahu bahwa: Pada Nya

pelayaran ke New World, ia mengambil sebuah

kerajaan akuntan untuk melacak his "perdayaan

lembar ketika ia mulai angka biaya emas dan

rempah-rempah ia akan menumpuk," menurut Alistair

Cooke dari 1973 buku " Amerika. "
Kerajinan yang sedikit berubah sampai revolusi

industri, ketika akuntansi lanjutan dari

recordkeeping murni untuk sarana untuk hidup.

Josiah Wedgwood, kakek dari Charles Darwin, ia

tetap hidup pabrik tembikar Inggris selama depresi

dari 1772 melalui inovasi biaya akuntansi -

menghitung biaya bahan dan tenaga kerja untuk

setiap langkah dari proses manufaktur, dan

kemudian menetapkan harga untuk memastikan margin

yang cukup untuk tetap bersemangat.
Pada pertengahan abad ke-19, "accompants," yang

dikenal sebagai akuntan, yang subur di Inggris.

Cooper yang saudara-saudara, yang namanya hidup di

Pricewaterhouse Coopers, yang berlari Dickensian

pengoperasian screeching supervisor lording atas

clerks toiling panjang jam untuk membayar sedikit.

Industri diikuti Eropa investasi ke New World, dan

pada tahun 1887, 31 akuntan pendahulu untuk

membentuk American Institute of Certified Public

Accountants. J dekade kemudian, mereka membuat

standar tes, bestowing pada seorang laki-laki

bernama Frank Broaker kehormatan menjadi yang

pertama BPA.

akuntansi 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM

INFORMASI
AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH

SURABAYA
DAN SIDOARJO
Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si.
Irmaya Briliantien, S.E.
STIE PERBANAS SURABAYA
Jl. Nginden Semolo No. 34 – 36 Surabaya
e-mail: almilia_spica@yahoo.com atau

lucy@perbanas.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor
yang dapat meningkatkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) yang digunakan dalam
perusahaan jasa perbankan. Pengujian ini
menggunakan delapan faktor yang mempengaruhi
kinerja SIA.
Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah:
Pertama, pengujian yang dilakukan pada faktor
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara keterlibatan pemakai dalam

proses
pengembangan sistem dengan kinerja SIA. Kedua,
pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan
teknik personal menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan teknik
personal dengan kinerja SIA. Ketiga, pengujian

yang
dilakukan pada faktor ukuran organisasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja
SIA. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor
dukungan manajemen puncak menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan
manajemen puncak dengan kinerja SIA untuk atribut
kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen
puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut
pemakaian system.
Keempat, pengujian yang dilakukan pada
faktor formalisasi pengembangan Sistem Informasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem
Informasi dengan kinerja SIA. Kelima, pengujian
yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya program
pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan
keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat
program pelatihan di setiap perusahaan tempat
responden bekerja. Keenam, pengujian yang
dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah
Sistem Informasi menunjukkan keseluruhan
responden menjawab bahwa terdapat dewan pengarah
Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat
responden bekerja. Ketujuh, pengujian yang
dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem
informasi akuntansi atas lokasi departement sistem
informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan
yang digabung dengan departement lain menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.
Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Kinerja
Sistem Informasi, Kepuasan Pemakai Sistem
Informasi, Pemakaian Sistem Informasi
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini
sudah berkembang pesat dibanding waktu dulu,

misalnya
yang terdapat pada bidang komunikasi. Perkembangan
pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari
teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat
komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya

seperti
internet, telpon seluler, dsb.
Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi
Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai

Sistem
Informasi Akuntansi dan pemakaian dari Sistem

Informasi
Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Tjhai

Fung
Jen (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja

Sistem
Informasi Akuntansi, antara lain: Keterlibatan

pemakai
dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik
personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan SI, Program

pelatihan
dan pendidikan pemakai, Keberadaan dewan pengarah

SI
dan Lokasi departemen SI.
Penelitian ini untuk mengetahui bukti empiris

tentang
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

kinerja
Sistem Informasi Akuntansi. Dengan adanya

uraian-uraian
di atas, maka mendasari penulis untuk melakukan
penelitian pada beberapa Bank Umum Pemerintah

tentang
kinerja sistem informasi akuntansi.
Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal
yang sangat penting karena mereka langsung

berhadapan
dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang
akurat dalam pengolahan datanya, sistem informasi

yang
ada pada bank juga digunakan untuk memudahkan
nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan

uang,
pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem

informasi
yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa

manajemen
dari organisasi tersebut bagus atau tidak.

Berdasarkan dari
latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

di
angkat dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor

apa saja
yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi

Akuntansi
(SIA) ?
2. KAJIAN TEORI
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang

dilakukan
oleh Soegiharto (2001) yang bertujuan untuk

mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA.

Soegiharto
(2001) melakukan penelitian dengan objek

perusahaanperusahaan
yang terdaftar pada ASX Data Disk atau
Australia Busiess Who’s Who Disk di Australia

dengan
responden yang dipilih untuk menyampaikan

persepsinya
terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang
digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001)
menunjukkan hanya faktor keterlibatan pemakai yang
secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap
pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran

organisasi dan
formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian
sistem dan faktor ukuran organisasi dengan

kepuasan
pemakai sistem informasi juga berhubungan secara
signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi

negatif,
sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki
hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan
pengarah juga memberikan perbedaan atas kinerja

SIA
pada perusahaan yang memilikinya atau tidak.
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang

bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
meningkatkan kinerja SIA. Tjhai Fung Jen (2002)
melakukan penelitian yang menguji kembali

penelitian
Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen

(2002)
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

formalisasi
yang diterapkan perusahaan dalam proses

pengembangan
sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin
tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun.

Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan

pemakai
pada perusahaan yang departemen sistem

informasinya
berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi

daripada
perusahaan yang departemen sistem informasinya

terpisah
dan berdiri sendiri.
Disamping kedua penelitian diatas, penelitian

sekarang
ini juga mengacu pada penelitian I Nyoman Gde

Putra
Sasmita (2003) yang bertujuan untuk mencari bukti
empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja
SIA. Hasil penelitian I Nyoman Gde Putra Sasmita

(2003)
menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA, terdapat enam faktor

yang
mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan

pemakai
dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal
SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan
pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen

sistem
informasi.
2.1 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur
efektifitas sistem informasi dengan menggunakan
kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto
(2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai

dengan
membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke

dalam dua
bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan

pemakaian
sistem informasi sebagai pengganti variabel

kinerja SIA.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (1996)

dan
Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002).
Penelitian ini mengukur kinerja SIA dari dua

pendekatan
yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu
sendiri oleh para karyawan pada Departemen

Akuntansi,
Keuangan dan Perpajakan dalam membantu
menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah

datadata
keuangan menjadi informasi Akuntansi.
1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan
Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi
dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan
apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean
(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001)
mengemukakan ketika sebuah sistem informasi
diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang
dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi
dapat menentukan kepuasan pemakai.
2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi.

Penelitian
yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981),
Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
menunjukkan sistem informasi yang banyak
digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem
informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung

Jen
(2002) menunjukkan perbedaan penentuan
keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri
sehingga pemakaian sistem digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
2.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada
Kinerja SIA
Dari penelitian yang sudah dilakukan,

faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja SIA adalah:
1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses
Pengembangan Sistem. Tjhai Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang
semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi dalam kinerja SIA.
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin
tinggi kemampuan teknik personal SIA akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara kemampuan teknik
personal SIA dengan kinerja SIA.
3. Ukuran Organisasi. Tjhai Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi
akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara ukuran organisasi
dengan kinerja SIA.
4. Dukungan Manajemen Puncak. Tjhai Fung Jen
(2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan
yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara dukungan manajemen
puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Tjai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi
tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi

di
perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja
SIA.
6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Tjhai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan
lebih tinggi apabila program pelatihan dan

pendidikan
pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi.
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja
SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan
pengarah.
8. Lokasi dari Departemen Sistem Informasi. Tjhai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan
lebih tinggi apabila departemen sistem informasi
terpisah dan berdiri sendiri.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model penelitiannya Soegiharto (2001),
hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian

ini
adalah:
H1.1 : Terdapat hubungan yang positif antara

keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
H1.2 : Terdapat hubungan yang positif antara

kemampuan
teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H1.3 : Terdapat hubungan yang positif antara

ukuran
organisasi dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1.4 : Terdapat hubungan yang positif antara

dukungan
manajemen puncak dalam proses pengembangan
dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1.5 : Terdapat hubungan yang positif antara

formalisasi
pengembangan sistem dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
H2.1 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan

lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila sebuah
program pelatihan dan pendidikan pemakai
diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan.
H2.2 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan

lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila terdapat
sebuah dewan pengarah dibandingkan tidak
memiliki.
H2.3 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan

lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila departement
informasi terpisah dan berdiri sendiri

dibandingkan
organisasi yang departement Sistem Informasinya
berada dibawah departement lainnya.
3. METODA PENELITIAN
Sample Penelitian ini menjadikan Bank Umum
Pemerintah yang ada di Wilayah Surabaya dan

Sidoarjo
sebagai obyek penelitian, yaitu pada bank Jatim,

bank
Mandiri, bank BRI, bank BNI dan bank BTN. Tetapi
karena pada Bank BNI dan Bank Mandiri tidak

mendapat
ijin, maka yang dijadikan sampel adalah bank

Jatim, bank
BTN dan bank BRI. Yang dijadikan obyek penelitian
merupakan Bank Umum Pemerintah yang menerapkan
Sistem Informasi Akuntansi dengan respondennya

adalah
para karyawan yang menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi. Kuesioner yang disebarkan kepada para
responden sebanyak 45 kuesioner, masing-masing

bank
sebanyak 15 kuesioner. Tetapi karena pada bank

tersebut
jumlah responden kurang dari 45 maka kuesioner

yang
kembali hanya sebanyak 34 kuesioner. Jumlah

responden
yang kembali sebanyak 34 itu berasal dari bank

Jatim
sebanyak 12 responden, bank BTN sebanyak 10
responden dan bank BRI sebanyak 12 responden.

Populasi
dari responden yang akan mengisi kuisioner adalah
pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada

departement
operasional, departement financial dan departement
lainnya.
Pengolahan data yang dilakukan adalah uji kualitas
data, uji kualitas data dilakukan dengan cara

melakukan
uji validitas dan reabilitas data. Dalam uji

validitas hanya
instrument yang terdiri dari beberapa item dan

yang
diukur dengan skala ordinal. Setelah melakukan uji
kualitas data, sesuai dengan penelitiannya

soegiharto
(2001) dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan Uji Pearson Product Moment dan Mann-
Whitney u Test.
Pengujian hipotesis yang pertama dengan uji

pearson
product moment digunakan untuk mengetahui adanya
hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya,
dimana pengukurannya menggunakan skala likert.
Pengujian hipotesis yang kedua yaitu Mann-Whitney

u
Test digunakan untuk mengetahui adanya suatu

perbedaan
antara dua kondisi yang berbeda pada variabel yang

sama
atau dapat digunakan untuk menguji apakah dua grup
independen berasal dari populasi yang sama.
4. HASIL PENELITIAN
Pada Bank Jatim jumlah kuesioner yang disebarkan
sebanyak 15 dan yang kembali sebanyak 12.

Sedangkan
pada BTN jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak

15
dan yang kembali sebanyak 10. Sedangkan pada BRI
jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 15 dan

yang
kembali sebanyak 12.
Deskripsi responden penelitian adalah sebagai

berikut:
usia responden pada penelitian ini yang < 25 tahun

sebesar
0 responden atau 0 persen dan mayoritas usia

responden
pada penelitian ini adalah antara usia 25-35 tahun

yaitu
sebesar 29 responden atau 85,3 persen dan yang

berusia >
35 tahun sebesar 5 responden atau 14,7 persen.

Sedangkan
untuk pendidikan responden pada penelitian ini

adalah
SLTA sebesar 0 responden atau 0 persen, Diploma

sebesar
0 responden atau 0 persen, Sarjana sebesar 33

responden
atau 97,1 persen dan Pasca Sarjana sebesar 1

responden
atau 2,9 persen. Lama responden yang bekerja < 10

tahun
sebesar 26 responden atau 76,5 persen, yang telah

bekerja
antara 10-25 tahun sebesar 7 responden atau 20,6

persen,
dan yang bekerja > 25 tahun sebesar 1 responden

atau 2,9
persen. Sistem informasi akuntansi yang digunakan

oleh
departemen tempat responden bekerja adalah Esteem

yaitu
sebesar 12 responden atau 35,3 persen, sistem

lainnya
yaitu SIBS sebesar 10 responden atau 29,4 persen

dan
BRI-nets sebesar 12 responden atau 35,3 persen.
Untuk menguji hipotesis jenis pertama, di lakukan
dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson. Hipotesis
jenis pertama, ada 5 macam hipotesis, yaitu untuk
mengetahui adanya hubungan antara keterlibatan

pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi,
kemampuan teknik dari personal sistem informasi
akuntansi, ukuran organisasi, dukungan manajemen
puncak dan formalisasi pengembangan sistem

infromasi
dengan kinerja sistem infromasi akuntansi.
Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,
maka dapat di lakukan uji Korelasi Pearson,

sehingga
berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan
menggunakan software SPSS versi 12 didapatkan

hasil
pada Lampiran 1. Berdasarkan Lampiran 1, dapat

dilihat
bahwa hubungan Faktor keterlibatan pemakai

terhadap
kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan

pemakai
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,191 dengan
signifikansi 0,279. Hasil analisis ini lebih besar

dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap

kinerja
sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem
mempunyai nilai korelasi sebesar -0,244 dengan
signifikansi 0,165. Hasil analisis ini lebih besar

dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap

kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar

0,149
dengan signifikansi 0,402. Hasil analisis ini

lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat

disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan

sistem
informasi dengan kinerja sistem informasi

akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.

Hasil
penelitian ini terjadi karena pemakai sistem

informasi
kurang dilibatkan dalam pemakaian sistem itu

sendiri
sehingga pemakai tidak merasa puas.
Hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk

atribut
kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar

0,167
dengan signifikansi 0,345. Hasil analisis ini

lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05.

Sedangkan
hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem

informasi
terhadap kinerja sistem informasi untuk atribut

pemakaian
sistem mempunyai nilai korelasi sebesar 0,280

dengan
signifikansi 0,108. Hasil analisis ini lebih besar

dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem

informasi
terhadap kinerja sistem informasi mempunyai nilai
korelasi sebesar 0,196 dengan signifikansi 0,266.

Hasil
analisis ini lebih besar dari signifikan yang

ditetapkan
yaitu 0,05. Jadi berdasarkan hasil pengujian

analisis
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0

diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi dengan kinerja sistem informasi

akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.

Hal
ini disebabkan karena dengan adanya Kemampuan

Teknik
Personal Sistem Informasi yang terbatas akan
mengakibatkan pemakaian sistem kurang sehingga
pemakai tidak merasa puas dengan sistem yang ada.
Hubungan Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem
informasi untuk atribut kepuasan pemakai mempunyai
nilai korelasi sebesar 0,167 dengan signifikansi

0,345,
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan

yang
ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Faktor
Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem

informasi
untuk atribut pemakaian sistem mempunyai nilai

korelasi
sebesar 0,280 dengan signifikansi 0,108. Hasil

analisis ini
lebih besar dari signifikan yang ditetapkan yaitu

0,05.
Sedangkan Hubungan Ukuran Organisasi terhadap

kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar

0,196
dengan signifikansi 0,266. Hasil analisis ini

lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat

disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor

Ukuran
Organisasi dengan kinerja sistem informasi

akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.

Hal
tersebut disebabkan dalam menilai kinerja sistem
informasi tidak berdasarkan pada ukuran suatu

organisasi.
Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap
kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan

pemakai
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,556 dengan
signifikansi 0,001. Hasil analisis ini lebih kecil

dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap

kinerja
sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,185 dengan
signifikansi 0,295. Hasil analisis ini lebih besar

dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap

kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar

0,552
dengan signifikansi 0,001. Hasil analisis ini

lebih kecil
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil pengujian analisis diatas, dapat

diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa
Dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang
positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi tetapi
hanya pada atribut kepuasan pemakai, sedangkan

atribut
pemakaian sistem tidak. Hasil penelitian ini

terjadi karena
adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi
mengakibatkan pemakai merasa puas tetapi pemakaian
sistem belum maksimal. Dari penelitian ini dapat

dilihat
bahwa adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi
akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan

lebih
tinggi jika ditinjau dari Kepuasan Pemakai yang

lebih
intensif tetapi pemakaian sistem kurang.
Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk

atribut
kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar

-0,
079 dengan signifikansi 0,658. Hasil analisis ini

lebih
besar dari signifikan yang ditetapkan yang

ditetapkan
yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi terhadap kinerja

sistem
informasi untuk atribut pemakaian sistem mempunyai
nilai korelasi sebesar -0,252 dengan signifikansi

0,150.
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan

yang
ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi terhadap kinerja sistem informasi

mempunyai
nilai korelasi sebesar -0,109 dengan signifikansi

0,540.
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan

yang
ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi

berdasarkan
hasil pengujian analisis diatas, dapat diambil

kesimpulan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi dengan
kinerja sistem informasi akuntansi baik dari segi

kepuasan
pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini berarti

adanya
formalisasi pengembangan sistem tidak mempengaruhi
kinerja sistem.
Pengujian hipotesa yang kedua dilakukan dengan

alat
uji statistik uji beda Mann-Whitney Test, karena

sampel
yang diuji adalah sampel yang berbeda. Dengan kata

lain
pengujian dilakukan untuk menemukan bukti empiris

beda
kinerja sistem informasi akuntansi antara kondisi

yang
satu dengan kondisi yang lain, yaitu ada tidaknya

program
pelatihan, ada tidaknya dewan pengarah dan

departement
informasi yang terpisah atau bersama dengan

departemen
lainnya.
Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,
maka dapat di lakukan uji beda Mann-Whitney. Suatu
variabel dikatakan memiliki kinerja sistem

informasi
akuntansi yang lebih tinggi apabila korelasinya

positif dan
nilai mean rank lebih tinggi dengan signifikansi

kurang
dari 0,05. sehingga berdasarkan hasil perhitungan

statistik
dengan menggunakan software SPSS versi 12

didapatkan
hasil uji beda. Pada penelitian ini tidak dapat
membuktikan hipotesis ke 6 dan ke 7 dikarenakan

tidak
ada pembedaan jawaban pada hasil kuesioner. Hal

ini
disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya
program pelatihan dan pendidikan dan data ada

tidaknya
dewan pengarah sistem informasi menunjukkan bahwa
keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat

program
pelatihan dan pendidikan di tempat responden

bekerja dan
terdapat dewan pengarah sistem informasi di tempat
responden bekerja.
Pada kondisi pengujian yang membandingkan kinerja
sistem informasi akuntansi atas lokasi departement

sistem
informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan

yang
digabung dengan departement lain yang menghasilkan
nilai rata-rata ranking group untuk lokasi

departement
sistem informasi yang berdiri sendiri yang

mempengaruhi
kepuasan pemakai adalah 16,48 dan nilai rata-rata

ranking
grup dari lokasi departement sistem informasi yang
digabung dengan departement lain sebesar 19,95
sedangkan nilai rata-rata ranking group untuk

lokasi
departement sistem informasi yang berdiri sendiri

yang
mempengaruhi pemakaian sistem adalah 16,10 dan

nilai
rata-rata ranking grup dari lokasi departement

sistem
informasi yang digabung dengan departement lain

sebesar
20,85. Dimana semakin besar nilai rata-rata nilai

ranking
group menunjukkan semakin baik kondisi yang
diwakilkannya. Besarnya z hitung adalah -0,931

dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,352 untuk kepuasan

pemakai
dan z hitung sebesar -1,319 dengan signifikansi

sebesar
0,187 untuk pemakaian sistem. Sedangkan nilai

rata-rata
ranking group untuk lokasi departement sistem

informasi
yang berdiri sendiri yang mempengaruhi kinerja SIA
adalah 16,06 dan nilai rata-rata ranking grup dari

lokasi
departement sistem informasi yang digabung dengan
departement lain sebesar 20,95. Dimana semakin

besar
nilai rata-rata nilai ranking group menunjukkan

semakin
baik kondisi yang diwakilkannya. Besarnya z hitung
adalah -1,310 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,190
untuk kinerja SIA. Dari hasil uji analisis diatas

dapat
diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Berdasarkan

hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja yang signifikan antara lokasi
departement sistem informasi yang berdiri sendiri

dengan
lokasi departement sistem informasi yang di gabung
dengan departement lain baik itu untuk variabel

kepuasan
pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini ditunjukkan
dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0,190

yang lebih
besar dari 0,05.
5. KESIMPULAN
NO VARIABEL HASIL KONSISTE
NSI
1 Keterlibatan
pemakai dalam
pengembangan
SIA
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian Tjhai
Fung Jen
(2002)
2 Kemampuan
teknik personal
SIA
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian
Soegiharto
(2001) dan
Tjhai Fung Jen
(2002)
3 Ukuran organisasi Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian Tjhai
Fung Jen
(2002) dan I
Nyoman Gde
Putra Sasmita
(2003)
4 Dukungan
manajemen
puncak
Berpengaruh
terhadap kepuasan
pemakai
-
5 Formalisasi
pengembangan SI
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
-
6 program pelatihan
dan pendidikan
Data tidak dapat
diolah
-
7 Keberadaan dewan
pengarah
Data tidak dapat
diolah
-
8 Lokasi departemen
SI
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian
Soegiharto
(2001) dan I
Nyoman Gde
Putra Sasmita
(2003)
REFERENSI
[1] Dewanto dan Tarsis Tarmudji. 1995. Metode
Statistika. Yogyakarta: Liberty.
[2] Firman. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada
Perusahaan Jasa Perhotelan diSurabaya”. Skripsi
Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas
Surabaya.
[3] Imam Ghozali. 2002. Aplikasi Analisis

Multivariate
dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang:
Universitas Diponegoro.
[4] ___________, 2002. Statistik Non-Parametrik
Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
[5] I Nyoman Gde Putra Sasmita. 2003.

“Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada Bank-bank umum di Wilayah
Surabaya”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan,
STIE Perbanas Surabaya.
[6] James A. Hall. 2001. Sistem Informasi

Akuntansi.
Buku satu. Jakarta: Salemba Empat
[7] Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
[8] Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
[9] Rusma Mulyadi. 1999. “Kualitas Jasa Sistem
Informasi dan Kepuasan Para Penggunanya”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume I No.2.
[10] Soegiharto. 2001. “Influence Factors

Affecting The
Performance Of Accounting Information
System”. Gajah Mada International Journal of
Business Volume III No. 2.
[11] _________, 2002. “The Effects Of

Organization’s
Level of information system evolution on the
Relationship between influence Factors and
Accounting information system performance”.
Gajah Mada International Journal of Business
Volume IV No. 1
[12] Sumarsono. 2002. ”Metode Penelitian Akuntansi
Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan
Data”, Surabaya : tanpa nama penerbit.
[13] Sunarti Setianingsih. 1998. “Keberhasilan
Pengembangan Sistem Informasi dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya”. Kajian Bisnis No. 13.
[14] Sunarti Setianingsih dan Nur Indriantoro.

1998.
“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan
Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap
Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai
dalam Pengembangan SI”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Volume I No. 2.
[15] Tjhai Fung Jen. 2002. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume
IV No. 2.
Lampiran 1
HASIL UJI KORELASI PEARSON
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Kinerja SIA Keterlibatan
Pemakai
Kmampuan
Personal
SI
Ukuran
Organisasi
Dukungan
Manajemen
Puncak
Formalisasi
Pengembanga
n SI
Kepuasan
Pemakai
Kor=0,191
Sign=0,279
Kor=0,167
Sign=0,345
Kor=0,167
Sign=0,345
Kor=0,556
Sign=0,001
Kor=-0,079
Sign=0,658
Pemakaian
Sistem
Kor=-0,244
Sign=0,165
Kor=0,280
Sign=0,108
Kor=0,280
Sign=0,108
Kor=0,185
Sign=0,295
Kor=-0,252
Sign=0,150
Kinerja
Kor=0,149
Sign=0,402
Kor=0,196
Sign=0,266
Kor=0,196
Sign=0,266
Kor=0,552
Sign=0,001
Kor=-0,109
Sign=0,540
Lampiran 2
HASIL UJI BEDA (MANN - WHITNEY TEST)
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Kinerja SIA Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai
Dewan Pengarah SI Lokasi Departement SI
Kepuasan Pemakai Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,48 (n=24)
Gabung=19,95 (n=10)
z=-0,931
Sign=0,352
Pemakaian Sistem Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,10 (n=24)
Gabung=20,85 (n=10)
z=-1,319
Sign=0,187
Kinerja SIA Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,06 (n=24)
Gabung=20,95 (n=10)
z=-1,310
Sign=0,190

akuntansi 3

BAB 1
Sistem Informasi Akuntansi: Pendahuluan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem yg digunakan memproses data dan
transaksi guna menyediakan infomasi yang diperlukan oleh user untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Untuk menghasilkan informasi, SIA harus
melakukan:
– Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkan dalam SIA
– Memproses data
– Menyimpan data untuk masa yang akan datang
– Menyediakan informasi yang diperlukan dengan menghasilkan laporan dan
memungkinkan melakukan query
– Mengendalikan proses, sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat
dipercaya.
Arti Penting SIA
· SIA menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
· SIA akan memenuhi kebutuhan informasi
o internal: management accounting
o eksternal: financial accounting
· Informasi akuntansi mempunyai 2 peran:
o untuk mengidentifikasi situasi yang diperlukan untuk mengambil
keputusan
o mengurangi ketidakpastian
Bagaimana SIA memberikan value bagi bisnis?
· Value chain
· Value-added (customer & business) vs non-value-added
· IT disini digunakan untuk:
o memaksimumkan aktifitas customer-value-added
o meminimumkan cost dan memaksimumkan efektifitas aktivitas businees
value added
o mengurangi non-value-added activity
Menggunakan SIA untuk memberikan value bagi bisnis
· memperbaiki produk atau jasa dengan meningkatkan kualitas dan mengurangi
cost
· meningkatkan efisiensi
· tersedianya informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya untuk mengambil
keputusan
· memberikan competitive advantage
· memperbaiki komunikasi
· memperbaiki pemakaian pengetahuan
Gambar 1.1 Model Value Chain
Sumber: Michael E. Porter and Victor E. Millar, “How Information Gives You Competitive Advantage”, Harvard Business Review,
Vol. 63, No. 4, July/August 1985.
Gambar 1.2 Value System
Sumber: Michael E. Porter and Victor E. Millar, “How Information Gives You Competitive Advantage”, Harvard Business Review,
Vol. 63, No. 4, July/August 1985.
INFORMASI
· Data (bahan baku informasi): fakta yang dimasukkan, disimpan dan diproses oleh
SIA
· Informasi: data yang terorganisasi, berarti, dan berguna
· Sifat informasi:
o Eksternal  mandatory dan essential
o Internal  discretionary
· Nilai (value) informasi
o value = benefit – cost
o benefit:
Supplier’s
value
chain
Company’s
value chain
Distribution’s
value chain
Buyer’s
value
chain
Support Activities
1. Firm infrastructure
2. Human Resources
3. Technology
4. Purchasing
Inbound
Logistics
(raw material
handling and
warehousing)
Operations
(machining,
assembling,
testing)
Service
(installation,
repair,
parts)
Outbound
Logistics
(warehousing
and distribution
of finished
product)
Marketing and
Sales
(advertising,
promotion,
pricing, channel
relations)
Primary Activities
PROFIT
MARGIN
 ketidakpastian yang berkurang
 improved decision
 perencanaan dan penjadwalan yang semakin baik
o cost:
 mendapatkan data
 memproses data
 menyimpan data
 melaporkan
Karakteristik Informasi yg Berguna
1. Relevant (relevan)  menambah pengetahuan atau nilai bagi pengambil keputusan
dengan mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan untuk meramalkan
atau mengkonfirmasi atau membetulkan harapan sebelumnya.
2. Reliable (dapat dipercaya)  tidak ada kesalahan atau tidak bias dan akurat untuk
suatu kejadian atau aktivitas organisasi
3. Complete (lengkap)  tidak mengabaikan data penting
4. Timely (tepat waktu)  tersedia tepat waktu untuk pengambilan keputusan
5. Understandable (dapat dimengerti)  dalam bentuk yang dapat dimengerti
6. Verifiable (dapat dibuktikan kebenarannya)  menghasilkan informasi yang sama
dari dua orang yang saling independen.
Sistem Informasi
· Sistem: beberapa komponen yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
· Sistem informasi merupakan sistem yang digunakan untuk mengorganisasikan
pengumpulan, pemasukkan, pemrosesan dan penyimpanan, pengaturan,
pengendalian, dan pelaporan informasi sehingga organisasi dapat mencapai
tujuannya
Komponen Sistem Informasi
· Goals dan objectives
· Input
· Data Storage
· Processor
· output
· Instruction and procedures
· Users
· Controls dan Security Measures
Beberapa Tipe Sistem Informasi yang lain:
· MIS (Management Information System)
· EIS (Executive Information System)
· DSS (Decision Support System)
· ES (Expert System)
· EUS (End User System)

akuntansi 2

Computerized Accounting
Tentang JurusanReturn to Top Perkembangan teknologi informasi saat ini mempunyai dampak yang luar biasa pada berbagai bidang dan sektor kegiatan. Salah satu implikasi yang paling besar adalah pada disiplin ilmu dan praktik akuntansi. Perubahan tersebut menjadi semakin kompleks dengan terjadinya perubahan-perubahan kegiatan entitas bisnis, antara lain pada besaran organisasi, konsep chain management, dan makin eratnya integrasi kegiatan antara suppliers, customers, bahkan dengan competitors. Sementara itu, ketika organisasi membesar dan lokasi kantor / cabang makin tersebar, maka sistem informasi berbasis komputer sebagai salah satu alat bantu bagi manajer dalam menjalankan tugas serta fungsinya semakin penting. Menghadapi perubahan tersebut, kegiatan profesi akuntansi dan pendidikan akuntansi perlu direaktualisasi. Para akuntan pada masa yang akan datang diperkirakan tidak hanya akan bekerja secara konvensional / tradisional, melainkan juga sebagai analis sistem atau evaluator (quality assurance) sistem informasi akuntansi. Pada jasa kantor akuntan publik, para akuntan harus mampu berperan sebagai konsultan atau mampu membangun sistem informasi akuntansi berbasis komputer, khususnya dalam merumuskan kebutuhan klien (user requirement definition) serta struktur pengendalian intern (system internal controls). Demikian pula dalam audit sistem informasi, tanpa memahami akuntansi dan komputerisasi, auditor akan mengalami kesulitan. Di lain pihak, pada umumnya sistem informasi entitas bisnis terkait bahkan dibangun berdasarkan sistem informasi akuntansi, sehingga sebagian besaranalis atau desainer sistem akan berurusan dengan sistem informasi akuntansi, yaitu menguasai kaidah-kaidah dan standar akuntansi keuangan (general accepted accounting standard).

Program Studi Komputerisasi Akuntansi diproyeksikan dapat mengatasi hal-hal tersebut karena outcomes program studi ini diharapkan akan menguasai teknologi informasi untuk melaksanakan tugasnya.

Program Studi Komputerisasi Akuntansi sebagai salah satu Program Studi di Universitas Bina Nusantara memiliki Visi :
BE A PROGRAM STUDY OF CHOISE AND BE A ROLE MODEL FOR COMPUTERIZE ACCOUNTING PROGRAM STUDY FOR ANOTHER UNIVERSITY / HIGH INSTITUTE IN INDONESIA

Untuk mencapai Visi tersebut diturunkan dalam bentuk Misi yaitu :

Mark the KA image as a high quality program study with specific skills and applied knowledge in Information Technology
Improve the KA graduate competency through based on competency curriculum
National and International achievement
Improve human resources quality to support Program Study development
Improve human resources quality to support Program Study development

Untuk pencapaikan Visi dan Misi di atas ditetapkan Sasaran Program Studi Komputerisasi Akuntansi adalah

Mahasiswa yang siap dididik menjadi tenaga profesional di bidang penerapan teknologi informasi
Kurikulum dengan berbasiskan kompetensi dengan berdasarkan kebutuhan industri tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun internasional serta benchmark ke standar nasional maupun internasional
Sumber daya pengelola yang kompeten dan memiliki sifat inovatif dan continous improvement
Sumber daya dosen yang selalu melakukan peningkatan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan termuktahir
Sumber daya sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar
Dukungan teknologi informasi sebagai sarana dalam usaha meningkatkan pengembangan content dan meningkatkan kualitas layanan kepada semua pihak terkait
Lulusan yang siap terap dan memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Tujuan Program Komputerisasi Akuntansi

Menyiapkan tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang komputer akuntansi dan teknologi informasi yang siap terap.
Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berbasiskan teknologi informasi melalui kegiatan lapangan, studi kasus, penelitian dan karya ilmiah
Menhasilkan lulusan yang berkarakter baik dan memiliki personal skill yang dapat diterima di dunia kerja.
Mendorong para mahasiswa dan lulusan agar dapat memanfaatkan dan menerapkan tenkologi pengetahuan dan teknologi dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga terbentuk karakter mandiri dalam belajar
Dengan kurikulum yang diterapkan diharapkan lulusan Komputerisasi Akuntansi:

Memiliki integritas kepribadian yang tinggi, mandiri, dan profesional (Smart and Good)
Memiliki kemampuan untuk menerapkan teknologi informasi terutama terkait dengan analisa sistem.
Mempunyai kemampuan untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Mempunyai motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
Mampu bekerja secara produktif, baik secara individu maupun dalam tim.
TujuanReturn to Top Tujuan Umum
Program Studi Komputerisasi Akuntansi jenjang D3 dirancang untuk mempersiapkan tenaga kerja professional yang memiliki kemampuan untuk mendesain dan mengembangkan aplikasi akuntansi pada perusahaan. Bobot praktikum yang cukup tinggi pada kurikulum diharapkan memampukan mahasiswa untuk siap terap di dunia pekerjaan. Sedangkan Program Studi Komputerisasi Akuntansi jenjang Strata-1 dirancang untuk mempersiapkan sarjana disiplin ilmu sistem informasi berketerampilan teknis yang siap pakai maupun menguasai konsep / teori sehingga terus memperluas wawasan dan mengembangkan diri, sehingga dapat mengisi kebutuhan profesional yang mampu mengelola sumber daya informasi dan teknologi informasi sebagai komponen sistem informasi akuntansi.

Tujuan Khusus
Secara spesifik sasaran dari lulusan adalah memiliki kompetensi di bawah ini:

Mempunyai keterampilan mengelola unit akuntansi untuk mendayagunakan sistem informasi dalam pengambilan keputusan tugas dan fungsinya, menjadi internal EDP auditor, analisis sistem informasi akuntansi, asisten dosen, peneliti atau wirausaha.
Menguasai teknik menganalisis, desain dan mengimplementasikan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi pada organisasi atau perusahaan baik perusahaan publik ataupun bentuk
usaha lainnya seperti perusahaan manufaktur, perdagangan, jasa, lembaga keuangan, asuruansi serta bursa surat berharga.
Menguasai teknik dan pengetahuan komputer dan akuntansi untuk menjalankan tugas sebagai evaluator / auditor
Menguasai teknik analisa strategi investasi khususnya strategi investasi di bidang teknologi informasi atau sistem informasi serta melakukan evaluasi terhadap kinerja dari investasi teknologi informasi
atau sistem informasi yang telah dilakuan.
Menguasasi teknik untuk menjadi database administrator dan database application developer khususnya untuk Oracle Database
Menguasai teknik penggunaan aplikasi enterprise systems dengan menggunakan teknologi specific module SAP R / 3
Memiliki keahlian dan pengetahuan dalam sumber daya informasi
KurikulumReturn to Top Kurikulum terbaru yang digunakan oleh Komputerisasi Akuntansi telah dikembangkan sesuai dengan standari kurikulum nasional dengan menggunakan standar dari APTIKOM Indonesia (Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer) and serta mengadopsi sekitar 40 % dari kurikulum inti Sistem Informasi. Selain itu, materi lokal juga telah dikembangkan sesuai dengan kurikulum Sistem Informasi dengan menggunakan standari dari ACM (Association for Computing Machineries), dan melakukan benchmark terhadap beberapa perguruan tinggi baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional. Kurikulum juga dikembangkan dengan mengikuti perkembangan permintaan pasar sehingga lulusan Komputerisasi Akuntansi diharapkan mampu menghadapi persaingan tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional.

Secara umum, subjek dari kurikulum dibagi dalam beberapa kelompok subjek yaitu:

Group Sistem Informasi
Objektif dari group ini memberikan pemahaman tentang konsep sistem informasi sebagai salah satu prinsip dasar dari sistem informasi. objektif lainnya adalah memberikan pengertian mengenai metodologi pengembangan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi.

Business Process Group
Objektif dari group ini adalah memberikan pembahaman mengenai proses bisnis di dalam perusahaan sebagai salah satu pengetahuan dasar yang harus dikuasai untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi serta melakukan evaluasi sistem informasi.

Character Building Group (Professional Practices)
Objektif dari group ini adalah untuk mengembangkan kepribadian dari mahasiswa dan untuk mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan karakter profesional, keahlian mengelola, keahlian komunikasi baik lisan maupun tulisan serta pemahaman terhadap etika bisnis, dan kemampuan kerjasama dalam tim dan untuk mengembangkan “BINUSIAN” Character.

Program Inti
Secara umum, subjek dari kurikulum dibagi dalam beberapa kelompok subjek yaitu :

Group Sistem Informasi
Objektif dari group ini memberikan pemahaman tentang konsep sistem informasi sebagai salah satu prinsip dasar dari sistem informasi. objektif lainnya adalah memberikan pengertian mengenai metodologi pengembangan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi.

Business Process Group
Objektif dari group ini adalah memberikan pembahaman mengenai proses bisnis di dalam perusahaan sebagai salah satu pengetahuan dasar yang harus dikuasai untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi serta melakukan evaluasi sistem informasi.

Character Building Group (Professional Practices)
Objektif dari group ini adalah untuk mengembangkan kepribadian dari mahasiswa dan untuk mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan karakter profesional, keahlian mengelola, keahlian komunikasi baik lisan maupun tulisan serta pemahaman terhadap etika bisnis, dan kemampuan kerjasama dalam tim dan untuk mengembangkan “BINUSIAN” Character.

Objektif dari group ini adalah mempersiapkan pembahaman tentang proses bisnis terutama dari sisi akuntansi melalui praktek yang merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari dan teori yang dibutuhkan perusahaan baik pada saat ini mapun pada masa yang akan datang. subjek yang dipelajari termasuk dalam group ini adalah sistem informasi akuntansi, audit sistem informasi akuntansi, dan investasi teknologi informasi / sistem informasi.

Program Pilihan
o IS Audit
Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu melakukan audit finansial terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, memimpin audit operasional untuk perusahaan khususnya kinerja unit berkomputer, serta melakukan quality assurance terhadap pengembangan sistem aplikasi komputer, baik in house maupun bersifat outsourcing.

o Accounting Information System
Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu mengelola proyek sistem informasi akuntansi dalam lingkungan yang memanfaatkan e-business secara on-line, melakukan system integration pada perusahaan yang memilikisistem informasi akuntansi berbasis komputer yang masih terpisah, melakukan analisis dan desain sistem informasi akuntansi berbasis komputer untuk perusahaan sesuai kebutuhan manajer dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

o IT / IS Investment
Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu menganalisis nilai dari suatu investasi TI / SI di dalam perusahaan sehingga benefit analisis yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam pengelolaan keuangan dan strategi IT di masa mendatang.

o Applied ERP (Enterprise Resource Planning)
Melalui kompetensi ini, mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan enterprise system technology dengan menggunakan specific modul dari SAP R / 3, dan mempersiapkan mahasiswa untuk memperoleh sertifikasi SAP.

o Applied Database
Peminatan yang khusus mendalami pemanfaatan teknologi basis data Oracle, dan untuk mempersiapkan peserta didik dalam upaya mendapatkan sertifikasi internasional OCA (Oracle Certified Administrator) dan OCP (Oracle Certified Professional). Melalui peminatan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjadi database administrator dan database application developer terutama untuk teknologi ORACLE.

Peminatan

Accounting Information System
Information System Audit
Information Technology / Information System Investment
Applied ERP
Applied Database
Karir Masa DepanReturn to Top 1. System developer in the System analyst, System designer, System development project team leader
2. Independent external auditor for the financial audit and also the operational audit
3. Internal auditor for a company or a public institution
4. Quality assurance / evaluator of the computer based Information System activities
5. Practicing in a public accountant firm or working in a service, commerce, or industry
6. Financial evaluator or controller in a public company
7. Working in government institution or non-profit organization
8. SAP consultant
9. Database Administrator
10. Database Application Developer (specifically for ORACLE database)
11. As an external advisor (practitioner, consultant)
12. Instructor or lecturer in the education institution
13. Working in research area
14. Develop entrepreneurship

akuntansi 1

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Akuntansi modern
* 2 Sejarah
* 3 Laporan akuntansi
o 3.1 Pengakuan transaksi
* 4 Kualifikasi dan regulasi di bidang akuntansi
o 4.1 Amerika Serikat
o 4.2 Persemakmuran Inggris
+ 4.2.1 Kanada
* 5 Kantor akuntan the Big Four
* 6 Topik mengenai akuntansi
o 6.1 Auditing
o 6.2 Jenis-jenis akuntansi
o 6.3 Penggunaan komputer dalam akuntansi
o 6.4 Standar akuntansi
o 6.5 Agensi
o 6.6 Badan standar akuntansi
o 6.7 Badan standar auditing
* 7 Lihat pula
* 8 Topik yang berhubungan
* 9 Catatan dan referensi
* 10 Pranala luar

[sunting] Akuntansi modern

Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.

Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.

[sunting] Sejarah
Lukisan Luca Pacioli

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".


Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.

[sunting] Laporan akuntansi

Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. [2] Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.[3]

* Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.
* Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
* Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
* Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.

[sunting] Pengakuan transaksi

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengakuan transaksi akuntansi

Pengakuan suatu transaksi dalam akuntansi terbagi atas dua basis, yaitu basis akrual dan basis kas. Pengakuan transaksi berbasis akrual adalah pengakuan suatu transaksi pada saat terjadinya suatu transaksi, walaupun uang belum diterima. Sedangkan pengakuan transaksi berbasis kas adalah transaksi dicatat pada saat pembayaran diterima.

[sunting] Kualifikasi dan regulasi di bidang akuntansi

Persyaratan untuk dapat masuk dalam profesi akuntansi berbeda di setiap negara.

[sunting] Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, akuntan yang berpraktek disebut Certified Public Accountant (CPA), Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang akuntan bersertifikat.

Sertifikasi CPA dikeluarkan di negara bagian tempat kedudukan yang bersangkutan berupa ijin untuk menawarkan jasa auditing kepada publik, walaupun kebanyakan kantor akuntan juga menawakan jasa akuntansi, perpajakan, bantuan litigasi dan konsultansi keuangan lainnya. Persyaratan untuk mendapat sertifikat CPA bervariasi di antara negara bagian, namun ujian Uniform Certified Public Accountant diharuskan di setiap negara bagian. Ujian ini dibuat dan diperiksa oleh American Institute of Certified Public Accountants.

Sertifikasi CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA), yang diberikan kepada kandidat yang lulus dalam empat bagian ujian. CIA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik.

Sertifikasi CMA diberikan oleh Institute of Management Accountants (IMA), yang diberikan kepada kandidat yang dinyatakan lulus dalam empat bagian ujian dan memenuhi pengalaman praktek tertentu berdasarakan ketentuan IMA. CMA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik. CMA juga bisa menawarkan jasanya kepada publik, namun dengan lingkup yang lebih kecil dibanding CPA.

Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (United States Department of Labor) memperkirakan ada sekitar satu juta[4] orang yang bekerja sebagai akuntan dan auditor di Amerika Serikat.

[sunting] Persemakmuran Inggris

Di Inggris, Kanada, Australia beberapa negara persemakmuran Inggris, ekuivalen Certified Public Accountant (CPA) diantaranya Chartered Accountant (CA - di Inggris, Persemakmuran Inggris dan beberapa bekas negara bagian Inggris lainnya), Chartered Certified Accountant (ACCA - Inggris), International Accountant (AIA - Inggris), Certified Public Accountant (CPA - Irlandia dan Hong Kong), Certified General Accountant (CGA - Kanada), dan Certified Practising Accountant (CPA - Australia).

[sunting] Kanada

Di Kanada, ada tiga lembaga yang menangani akuntansi: the Canadian Institute of Chartered Accountants (CA), the Certified General Accountants Association of Canada (CGA), dan the Society of Management Accountants of Canada (CMA). CA dan CGA dibentuk berdasarkan Undang-undang Parlemen berturut-turut pada tahun 1902 dan 1913 sedangkan CMA didirikan dalam tahun 1920.

Program CA difokuskan menjadi akuntan publik dan kandidat harus memiliki pengalaman auditing dari kantor akuntan publik; program CGA memberikan kebebasan bagi kandidatnya untuk memilih karir di bidanga keuangan; program CMA memfokuskan diri pada akuntansi manajemen. Ketiganya mengharuskan setiap kandidat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dan pengalaman praktek sebelum memperoleh sertifikasi.

[sunting] Kantor akuntan the Big Four

Kantor akuntan the Big Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang terdiri dari:

* PricewaterhouseCoopers
* Deloitte
* Ernst & Young
* KPMG

Kalau ditelusuri, sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. PricewaterhouseCoopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Namun, karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat yang sangat dominan, kantor-kantor cabang the Big Four yang berlokasi di Amerika Serikat selalu berhasil memperoleh penghasilan yang lebih besar dibanding dengan gabungan kantor-kantor cabangnya seluruh dunia.

Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal sebagai the Big Six dan the Big Eight.