tag:blogger.com,1999:blog-26277068865640351822024-03-13T12:38:18.340-07:00akuntansiririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-2627706886564035182.post-28915029215267913042009-06-25T00:47:00.001-07:002009-06-25T00:47:58.817-07:00akuntansi 5Lama sebelum dokumen-shredding menjadi berita<br /><br />utama, akuntan ditemukan sendiri di bawah tekanan<br /><br />untuk berubah.<br />Selama dua dekade, inovasi dalam teknologi<br /><br />komputer yang diberikan banyak kolot auditor dari<br /><br />fungsi usang, prodding akuntan untuk mencari cara<br /><br />lain untuk menghasilkan pendapatan.<br />Perusahaan untuk memproduksi hasil rosier-lamanya<br /><br />untuk selama-besar dan savvier shareholding<br /><br />memaksa akuntan publik untuk mencari cara untuk<br /><br />memberikan yang terbaik mungkin spin pada klien<br /><br />laporan keuangan.<br />Kemudian ada kerakusan sederhana. Industri yang<br /><br />telah ditunjukkan itu rentan. Pada awal tahun<br /><br />1970-an, seorang akuntan menonjol adalah terkait<br /><br />dengan skandal Watergate. Dekade berikutnya, maka<br /><br />tabungan dan kredit krisis membangkitkan<br /><br />pertanyaan tentang bagaimana akuntan dapat<br /><br />membiarkan hal itu bisa jadi buruk.<br />Dalam beberapa tahun terakhir, mitra membayar,<br /><br />sebagian besar ditentukan oleh penagihan tarif per<br /><br />jam, jatuh di belakang dengan cara akuntan<br /><br />''saudara-saudara-bank investasi, kaya dengan<br /><br />kebangkitan stok-pasar budaya dari''80s dan''90s.<br /><br />Mempekerjakan konsultan dan orang yang menjual<br /><br />jasa kepada klien audit adalah salah satu cara<br /><br />untuk mempersempit kesenjangan.<br />Dan akhirnya kuno profesi dikorbankan publik<br /><br />keyakinan bahwa underpinned nya reputasi.<br />Industri dibentuk sebagai wadah kepercayaan, yang<br /><br />berasal lebih dari 10.000 tahun yang lalu dengan<br /><br />batu counters di Yerikho. Sumeria kuno di<br /><br />kota-kota di tanah yang sekarang Irak, bookkeepers<br /><br />kekayaan didokumentasikan dengan menekan sticks<br /><br />berakhir menjadi uap dari tanah liat tablet yang<br /><br />keras tetap menjadi catatan.<br />Formal akuntansi telah invented by a Franciscan<br /><br />rahib bernama Luca Pacioli di 1494 dalam karya<br /><br />"Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et<br /><br />Proportionalita" ( "Segala Tentang Arithmetic,<br /><br />Geometry dan Proporsi").<br />Yang mendalam dijelaskan double-entry pembukuan -<br /><br />untuk setiap kredit yang dimasukkan ke dalam buku<br /><br />besar yang harus ada debet, sebuah konsep yang<br /><br />dibuat oleh pedagang Florentine dan hailed oleh<br /><br />Goethe sebagai "salah satu yang paling indah<br /><br />Discoveries dari roh manusia."<br />Bersama oleh tiga traits pedagang sukses, Bapak<br /><br />Pacioli menulis, adalah akses ke uang tunai, yang<br /><br />terus diperbarui sistem akuntansi yang baik dan<br /><br />pemegang buku. Christopher Columbus his<br /><br />kontemporer ternyata tahu bahwa: Pada Nya<br /><br />pelayaran ke New World, ia mengambil sebuah<br /><br />kerajaan akuntan untuk melacak his "perdayaan<br /><br />lembar ketika ia mulai angka biaya emas dan<br /><br />rempah-rempah ia akan menumpuk," menurut Alistair<br /><br />Cooke dari 1973 buku " Amerika. "<br />Kerajinan yang sedikit berubah sampai revolusi<br /><br />industri, ketika akuntansi lanjutan dari<br /><br />recordkeeping murni untuk sarana untuk hidup.<br /><br />Josiah Wedgwood, kakek dari Charles Darwin, ia<br /><br />tetap hidup pabrik tembikar Inggris selama depresi<br /><br />dari 1772 melalui inovasi biaya akuntansi -<br /><br />menghitung biaya bahan dan tenaga kerja untuk<br /><br />setiap langkah dari proses manufaktur, dan<br /><br />kemudian menetapkan harga untuk memastikan margin<br /><br />yang cukup untuk tetap bersemangat.<br />Pada pertengahan abad ke-19, "accompants," yang<br /><br />dikenal sebagai akuntan, yang subur di Inggris.<br /><br />Cooper yang saudara-saudara, yang namanya hidup di<br /><br />Pricewaterhouse Coopers, yang berlari Dickensian<br /><br />pengoperasian screeching supervisor lording atas<br /><br />clerks toiling panjang jam untuk membayar sedikit.<br /><br />Industri diikuti Eropa investasi ke New World, dan<br /><br />pada tahun 1887, 31 akuntan pendahulu untuk<br /><br />membentuk American Institute of Certified Public<br /><br />Accountants. J dekade kemudian, mereka membuat<br /><br />standar tes, bestowing pada seorang laki-laki<br /><br />bernama Frank Broaker kehormatan menjadi yang<br /><br />pertama BPA.ririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2627706886564035182.post-53508360636891672722009-06-25T00:38:00.000-07:002009-06-25T00:39:08.610-07:00akuntansi 4FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM<br /><br />INFORMASI<br />AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH<br /><br />SURABAYA<br />DAN SIDOARJO<br />Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si.<br />Irmaya Briliantien, S.E.<br />STIE PERBANAS SURABAYA<br />Jl. Nginden Semolo No. 34 – 36 Surabaya<br />e-mail: almilia_spica@yahoo.com atau<br /><br />lucy@perbanas.edu<br />ABSTRAK<br />Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor<br />yang dapat meningkatkan kinerja Sistem<br />Informasi Akuntansi (SIA) yang digunakan dalam<br />perusahaan jasa perbankan. Pengujian ini<br />menggunakan delapan faktor yang mempengaruhi<br />kinerja SIA.<br />Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah:<br />Pertama, pengujian yang dilakukan pada faktor<br />keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan<br />sistem menunjukkan tidak terdapat hubungan yang<br />signifikan antara keterlibatan pemakai dalam<br /><br />proses<br />pengembangan sistem dengan kinerja SIA. Kedua,<br />pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan<br />teknik personal menunjukkan tidak terdapat<br />hubungan yang signifikan antara kemampuan teknik<br />personal dengan kinerja SIA. Ketiga, pengujian<br /><br />yang<br />dilakukan pada faktor ukuran organisasi<br />menunjukkan tidak terdapat hubungan yang<br />signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja<br />SIA. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor<br />dukungan manajemen puncak menunjukkan terdapat<br />hubungan yang signifikan antara dukungan<br />manajemen puncak dengan kinerja SIA untuk atribut<br />kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen<br />puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang<br />signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut<br />pemakaian system.<br />Keempat, pengujian yang dilakukan pada<br />faktor formalisasi pengembangan Sistem Informasi<br />menunjukkan tidak terdapat hubungan yang<br />signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem<br />Informasi dengan kinerja SIA. Kelima, pengujian<br />yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya program<br />pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan<br />keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat<br />program pelatihan di setiap perusahaan tempat<br />responden bekerja. Keenam, pengujian yang<br />dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah<br />Sistem Informasi menunjukkan keseluruhan<br />responden menjawab bahwa terdapat dewan pengarah<br />Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat<br />responden bekerja. Ketujuh, pengujian yang<br />dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem<br />informasi akuntansi atas lokasi departement sistem<br />informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan<br />yang digabung dengan departement lain menunjukkan<br />tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.<br />Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Kinerja<br />Sistem Informasi, Kepuasan Pemakai Sistem<br />Informasi, Pemakaian Sistem Informasi<br />1. PENDAHULUAN<br />Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini<br />sudah berkembang pesat dibanding waktu dulu,<br /><br />misalnya<br />yang terdapat pada bidang komunikasi. Perkembangan<br />pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari<br />teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat<br />komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya<br /><br />seperti<br />internet, telpon seluler, dsb.<br />Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi<br />Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai<br /><br />Sistem<br />Informasi Akuntansi dan pemakaian dari Sistem<br /><br />Informasi<br />Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Tjhai<br /><br />Fung<br />Jen (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa<br />ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja<br /><br />Sistem<br />Informasi Akuntansi, antara lain: Keterlibatan<br /><br />pemakai<br />dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik<br />personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen<br />puncak, formalisasi pengembangan SI, Program<br /><br />pelatihan<br />dan pendidikan pemakai, Keberadaan dewan pengarah<br /><br />SI<br />dan Lokasi departemen SI.<br />Penelitian ini untuk mengetahui bukti empiris<br /><br />tentang<br />faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi<br /><br />kinerja<br />Sistem Informasi Akuntansi. Dengan adanya<br /><br />uraian-uraian<br />di atas, maka mendasari penulis untuk melakukan<br />penelitian pada beberapa Bank Umum Pemerintah<br /><br />tentang<br />kinerja sistem informasi akuntansi.<br />Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal<br />yang sangat penting karena mereka langsung<br /><br />berhadapan<br />dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang<br />akurat dalam pengolahan datanya, sistem informasi<br /><br />yang<br />ada pada bank juga digunakan untuk memudahkan<br />nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan<br /><br />uang,<br />pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem<br /><br />informasi<br />yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa<br /><br />manajemen<br />dari organisasi tersebut bagus atau tidak.<br /><br />Berdasarkan dari<br />latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan<br /><br />di<br />angkat dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor<br /><br />apa saja<br />yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi<br /><br />Akuntansi<br />(SIA) ?<br />2. KAJIAN TEORI<br />Penelitian ini mengacu pada penelitian yang<br /><br />dilakukan<br />oleh Soegiharto (2001) yang bertujuan untuk<br /><br />mengetahui<br />faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA.<br /><br />Soegiharto<br />(2001) melakukan penelitian dengan objek<br /><br />perusahaanperusahaan<br />yang terdaftar pada ASX Data Disk atau<br />Australia Busiess Who’s Who Disk di Australia<br /><br />dengan<br />responden yang dipilih untuk menyampaikan<br /><br />persepsinya<br />terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang<br />digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001)<br />menunjukkan hanya faktor keterlibatan pemakai yang<br />secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap<br />pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran<br /><br />organisasi dan<br />formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian<br />sistem dan faktor ukuran organisasi dengan<br /><br />kepuasan<br />pemakai sistem informasi juga berhubungan secara<br />signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi<br /><br />negatif,<br />sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki<br />hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan<br />pengarah juga memberikan perbedaan atas kinerja<br /><br />SIA<br />pada perusahaan yang memilikinya atau tidak.<br />Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang<br />dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang<br /><br />bertujuan<br />untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat<br />meningkatkan kinerja SIA. Tjhai Fung Jen (2002)<br />melakukan penelitian yang menguji kembali<br /><br />penelitian<br />Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen<br /><br />(2002)<br />menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat<br /><br />formalisasi<br />yang diterapkan perusahaan dalam proses<br /><br />pengembangan<br />sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin<br />tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun.<br /><br />Hasil<br />penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan<br /><br />pemakai<br />pada perusahaan yang departemen sistem<br /><br />informasinya<br />berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi<br /><br />daripada<br />perusahaan yang departemen sistem informasinya<br /><br />terpisah<br />dan berdiri sendiri.<br />Disamping kedua penelitian diatas, penelitian<br /><br />sekarang<br />ini juga mengacu pada penelitian I Nyoman Gde<br /><br />Putra<br />Sasmita (2003) yang bertujuan untuk mencari bukti<br />empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi<br /><br />kinerja<br />SIA. Hasil penelitian I Nyoman Gde Putra Sasmita<br /><br />(2003)<br />menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang<br />mempengaruhi kinerja SIA, terdapat enam faktor<br /><br />yang<br />mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan<br /><br />pemakai<br />dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal<br />SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi<br />pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan<br />pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen<br /><br />sistem<br />informasi.<br />2.1 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi<br />Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur<br />efektifitas sistem informasi dengan menggunakan<br />kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto<br />(2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai<br /><br />dengan<br />membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke<br /><br />dalam dua<br />bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan<br /><br />pemakaian<br />sistem informasi sebagai pengganti variabel<br /><br />kinerja SIA.<br />Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (1996)<br /><br />dan<br />Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002).<br />Penelitian ini mengukur kinerja SIA dari dua<br /><br />pendekatan<br />yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu<br />sendiri oleh para karyawan pada Departemen<br /><br />Akuntansi,<br />Keuangan dan Perpajakan dalam membantu<br />menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah<br /><br />datadata<br />keuangan menjadi informasi Akuntansi.<br />1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan<br />Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002)<br />mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi<br />dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan<br />apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean<br />(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001)<br />mengemukakan ketika sebuah sistem informasi<br />diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang<br />dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi<br />dapat menentukan kepuasan pemakai.<br />2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi.<br /><br />Penelitian<br />yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981),<br />Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002)<br />menunjukkan sistem informasi yang banyak<br />digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem<br />informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang<br />dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung<br /><br />Jen<br />(2002) menunjukkan perbedaan penentuan<br />keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri<br />sehingga pemakaian sistem digunakan untuk<br />melakukan penelitian mengenai sistem informasi.<br />2.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada<br />Kinerja SIA<br />Dari penelitian yang sudah dilakukan,<br /><br />faktor-faktor<br />yang mempengaruhi kinerja SIA adalah:<br />1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses<br />Pengembangan Sistem. Tjhai Fung Jen (2002)<br />berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang<br />semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA<br />dikarenakan adanya hubungan yang positif antara<br />keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan<br />sistem informasi dalam kinerja SIA.<br />2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.<br />Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin<br />tinggi kemampuan teknik personal SIA akan<br />meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya<br />hubungan yang positif antara kemampuan teknik<br />personal SIA dengan kinerja SIA.<br />3. Ukuran Organisasi. Tjhai Fung Jen (2002)<br />berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi<br />akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya<br />hubungan yang positif antara ukuran organisasi<br />dengan kinerja SIA.<br />4. Dukungan Manajemen Puncak. Tjhai Fung Jen<br />(2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan<br />yang diberikan manajemen puncak akan<br />meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya<br />hubungan yang positif antara dukungan manajemen<br />puncak dalam proses pengembangan dan<br />pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.<br />5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Tjai<br />Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi<br />tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi<br /><br />di<br />perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA<br />dikarenakan adanya hubungan yang positif antara<br />formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja<br />SIA.<br />6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Tjhai<br />Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan<br />lebih tinggi apabila program pelatihan dan<br /><br />pendidikan<br />pemakai diperkenalkan.<br />7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi.<br />Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja<br />SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan<br />pengarah.<br />8. Lokasi dari Departemen Sistem Informasi. Tjhai<br />Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan<br />lebih tinggi apabila departemen sistem informasi<br />terpisah dan berdiri sendiri.<br />2.3 Hipotesis Penelitian<br />Berdasarkan model penelitiannya Soegiharto (2001),<br />hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian<br /><br />ini<br />adalah:<br />H1.1 : Terdapat hubungan yang positif antara<br /><br />keterlibatan<br />pemakai dalam proses pengembangan Sistem<br />Informasi Akuntansi dan kinerja Sistem Informasi<br />Akuntansi<br />H1.2 : Terdapat hubungan yang positif antara<br /><br />kemampuan<br />teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dan<br />kinerja Sistem Informasi Akuntansi<br />H1.3 : Terdapat hubungan yang positif antara<br /><br />ukuran<br />organisasi dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.<br />H1.4 : Terdapat hubungan yang positif antara<br /><br />dukungan<br />manajemen puncak dalam proses pengembangan<br />dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dan<br />kinerja Sistem Informasi Akuntansi.<br />H1.5 : Terdapat hubungan yang positif antara<br /><br />formalisasi<br />pengembangan sistem dan kinerja Sistem Informasi<br />Akuntansi.<br />H2.1 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan<br /><br />lebih<br />tinggi dalam sebuah organisasi apabila sebuah<br />program pelatihan dan pendidikan pemakai<br />diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan.<br />H2.2 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan<br /><br />lebih<br />tinggi dalam sebuah organisasi apabila terdapat<br />sebuah dewan pengarah dibandingkan tidak<br />memiliki.<br />H2.3 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan<br /><br />lebih<br />tinggi dalam sebuah organisasi apabila departement<br />informasi terpisah dan berdiri sendiri<br /><br />dibandingkan<br />organisasi yang departement Sistem Informasinya<br />berada dibawah departement lainnya.<br />3. METODA PENELITIAN<br />Sample Penelitian ini menjadikan Bank Umum<br />Pemerintah yang ada di Wilayah Surabaya dan<br /><br />Sidoarjo<br />sebagai obyek penelitian, yaitu pada bank Jatim,<br /><br />bank<br />Mandiri, bank BRI, bank BNI dan bank BTN. Tetapi<br />karena pada Bank BNI dan Bank Mandiri tidak<br /><br />mendapat<br />ijin, maka yang dijadikan sampel adalah bank<br /><br />Jatim, bank<br />BTN dan bank BRI. Yang dijadikan obyek penelitian<br />merupakan Bank Umum Pemerintah yang menerapkan<br />Sistem Informasi Akuntansi dengan respondennya<br /><br />adalah<br />para karyawan yang menggunakan Sistem Informasi<br />Akuntansi. Kuesioner yang disebarkan kepada para<br />responden sebanyak 45 kuesioner, masing-masing<br /><br />bank<br />sebanyak 15 kuesioner. Tetapi karena pada bank<br /><br />tersebut<br />jumlah responden kurang dari 45 maka kuesioner<br /><br />yang<br />kembali hanya sebanyak 34 kuesioner. Jumlah<br /><br />responden<br />yang kembali sebanyak 34 itu berasal dari bank<br /><br />Jatim<br />sebanyak 12 responden, bank BTN sebanyak 10<br />responden dan bank BRI sebanyak 12 responden.<br /><br />Populasi<br />dari responden yang akan mengisi kuisioner adalah<br />pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada<br /><br />departement<br />operasional, departement financial dan departement<br />lainnya.<br />Pengolahan data yang dilakukan adalah uji kualitas<br />data, uji kualitas data dilakukan dengan cara<br /><br />melakukan<br />uji validitas dan reabilitas data. Dalam uji<br /><br />validitas hanya<br />instrument yang terdiri dari beberapa item dan<br /><br />yang<br />diukur dengan skala ordinal. Setelah melakukan uji<br />kualitas data, sesuai dengan penelitiannya<br /><br />soegiharto<br />(2001) dilakukan pengujian hipotesis dengan<br />menggunakan Uji Pearson Product Moment dan Mann-<br />Whitney u Test.<br />Pengujian hipotesis yang pertama dengan uji<br /><br />pearson<br />product moment digunakan untuk mengetahui adanya<br />hubungan antara satu variabel dengan variabel<br /><br />lainnya,<br />dimana pengukurannya menggunakan skala likert.<br />Pengujian hipotesis yang kedua yaitu Mann-Whitney<br /><br />u<br />Test digunakan untuk mengetahui adanya suatu<br /><br />perbedaan<br />antara dua kondisi yang berbeda pada variabel yang<br /><br />sama<br />atau dapat digunakan untuk menguji apakah dua grup<br />independen berasal dari populasi yang sama.<br />4. HASIL PENELITIAN<br />Pada Bank Jatim jumlah kuesioner yang disebarkan<br />sebanyak 15 dan yang kembali sebanyak 12.<br /><br />Sedangkan<br />pada BTN jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak<br /><br />15<br />dan yang kembali sebanyak 10. Sedangkan pada BRI<br />jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 15 dan<br /><br />yang<br />kembali sebanyak 12.<br />Deskripsi responden penelitian adalah sebagai<br /><br />berikut:<br />usia responden pada penelitian ini yang < 25 tahun<br /><br />sebesar<br />0 responden atau 0 persen dan mayoritas usia<br /><br />responden<br />pada penelitian ini adalah antara usia 25-35 tahun<br /><br />yaitu<br />sebesar 29 responden atau 85,3 persen dan yang<br /><br />berusia ><br />35 tahun sebesar 5 responden atau 14,7 persen.<br /><br />Sedangkan<br />untuk pendidikan responden pada penelitian ini<br /><br />adalah<br />SLTA sebesar 0 responden atau 0 persen, Diploma<br /><br />sebesar<br />0 responden atau 0 persen, Sarjana sebesar 33<br /><br />responden<br />atau 97,1 persen dan Pasca Sarjana sebesar 1<br /><br />responden<br />atau 2,9 persen. Lama responden yang bekerja < 10<br /><br />tahun<br />sebesar 26 responden atau 76,5 persen, yang telah<br /><br />bekerja<br />antara 10-25 tahun sebesar 7 responden atau 20,6<br /><br />persen,<br />dan yang bekerja > 25 tahun sebesar 1 responden<br /><br />atau 2,9<br />persen. Sistem informasi akuntansi yang digunakan<br /><br />oleh<br />departemen tempat responden bekerja adalah Esteem<br /><br />yaitu<br />sebesar 12 responden atau 35,3 persen, sistem<br /><br />lainnya<br />yaitu SIBS sebesar 10 responden atau 29,4 persen<br /><br />dan<br />BRI-nets sebesar 12 responden atau 35,3 persen.<br />Untuk menguji hipotesis jenis pertama, di lakukan<br />dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson. Hipotesis<br />jenis pertama, ada 5 macam hipotesis, yaitu untuk<br />mengetahui adanya hubungan antara keterlibatan<br /><br />pemakai<br />dalam pengembangan sistem informasi akuntansi,<br />kemampuan teknik dari personal sistem informasi<br />akuntansi, ukuran organisasi, dukungan manajemen<br />puncak dan formalisasi pengembangan sistem<br /><br />infromasi<br />dengan kinerja sistem infromasi akuntansi.<br />Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,<br />maka dapat di lakukan uji Korelasi Pearson,<br /><br />sehingga<br />berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan<br />menggunakan software SPSS versi 12 didapatkan<br /><br />hasil<br />pada Lampiran 1. Berdasarkan Lampiran 1, dapat<br /><br />dilihat<br />bahwa hubungan Faktor keterlibatan pemakai<br /><br />terhadap<br />kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan<br /><br />pemakai<br />mempunyai nilai korelasi sebesar 0,191 dengan<br />signifikansi 0,279. Hasil analisis ini lebih besar<br /><br />dari<br />signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap<br /><br />kinerja<br />sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem<br />mempunyai nilai korelasi sebesar -0,244 dengan<br />signifikansi 0,165. Hasil analisis ini lebih besar<br /><br />dari<br />signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap<br /><br />kinerja<br />sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar<br /><br />0,149<br />dengan signifikansi 0,402. Hasil analisis ini<br /><br />lebih besar<br />dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi<br />berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat<br /><br />disimpulkan<br />bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak<br />terdapat hubungan yang signifikan antara fakor<br />keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan<br /><br />sistem<br />informasi dengan kinerja sistem informasi<br /><br />akuntansi baik<br />dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.<br /><br />Hasil<br />penelitian ini terjadi karena pemakai sistem<br /><br />informasi<br />kurang dilibatkan dalam pemakaian sistem itu<br /><br />sendiri<br />sehingga pemakai tidak merasa puas.<br />Hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem<br />informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk<br /><br />atribut<br />kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar<br /><br />0,167<br />dengan signifikansi 0,345. Hasil analisis ini<br /><br />lebih besar<br />dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05.<br /><br />Sedangkan<br />hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem<br /><br />informasi<br />terhadap kinerja sistem informasi untuk atribut<br /><br />pemakaian<br />sistem mempunyai nilai korelasi sebesar 0,280<br /><br />dengan<br />signifikansi 0,108. Hasil analisis ini lebih besar<br /><br />dari<br />signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem<br /><br />informasi<br />terhadap kinerja sistem informasi mempunyai nilai<br />korelasi sebesar 0,196 dengan signifikansi 0,266.<br /><br />Hasil<br />analisis ini lebih besar dari signifikan yang<br /><br />ditetapkan<br />yaitu 0,05. Jadi berdasarkan hasil pengujian<br /><br />analisis<br />diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0<br /><br />diterima. Hal<br />ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang<br />signifikan antara Kemampuan Teknik Personal Sistem<br />informasi dengan kinerja sistem informasi<br /><br />akuntansi baik<br />dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.<br /><br />Hal<br />ini disebabkan karena dengan adanya Kemampuan<br /><br />Teknik<br />Personal Sistem Informasi yang terbatas akan<br />mengakibatkan pemakaian sistem kurang sehingga<br />pemakai tidak merasa puas dengan sistem yang ada.<br />Hubungan Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem<br />informasi untuk atribut kepuasan pemakai mempunyai<br />nilai korelasi sebesar 0,167 dengan signifikansi<br /><br />0,345,<br />Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan<br /><br />yang<br />ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Faktor<br />Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem<br /><br />informasi<br />untuk atribut pemakaian sistem mempunyai nilai<br /><br />korelasi<br />sebesar 0,280 dengan signifikansi 0,108. Hasil<br /><br />analisis ini<br />lebih besar dari signifikan yang ditetapkan yaitu<br /><br />0,05.<br />Sedangkan Hubungan Ukuran Organisasi terhadap<br /><br />kinerja<br />sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar<br /><br />0,196<br />dengan signifikansi 0,266. Hasil analisis ini<br /><br />lebih besar<br />dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi<br />berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat<br /><br />disimpulkan<br />bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak<br />terdapat hubungan yang signifikan antara fakor<br /><br />Ukuran<br />Organisasi dengan kinerja sistem informasi<br /><br />akuntansi baik<br />dari segi kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.<br /><br />Hal<br />tersebut disebabkan dalam menilai kinerja sistem<br />informasi tidak berdasarkan pada ukuran suatu<br /><br />organisasi.<br />Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap<br />kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan<br /><br />pemakai<br />mempunyai nilai korelasi sebesar 0,556 dengan<br />signifikansi 0,001. Hasil analisis ini lebih kecil<br /><br />dari<br />signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap<br /><br />kinerja<br />sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem<br />mempunyai nilai korelasi sebesar 0,185 dengan<br />signifikansi 0,295. Hasil analisis ini lebih besar<br /><br />dari<br />signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap<br /><br />kinerja<br />sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar<br /><br />0,552<br />dengan signifikansi 0,001. Hasil analisis ini<br /><br />lebih kecil<br />dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi<br />berdasarkan hasil pengujian analisis diatas, dapat<br /><br />diambil<br />kesimpulan bahwa H0 ditolak. Hal ini menunjukkan<br /><br />bahwa<br />Dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang<br />positif terhadap kinerja sistem informasi<br /><br />akuntansi tetapi<br />hanya pada atribut kepuasan pemakai, sedangkan<br /><br />atribut<br />pemakaian sistem tidak. Hasil penelitian ini<br /><br />terjadi karena<br />adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi<br />mengakibatkan pemakai merasa puas tetapi pemakaian<br />sistem belum maksimal. Dari penelitian ini dapat<br /><br />dilihat<br />bahwa adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi<br />akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan<br /><br />lebih<br />tinggi jika ditinjau dari Kepuasan Pemakai yang<br /><br />lebih<br />intensif tetapi pemakaian sistem kurang.<br />Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem<br />Informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk<br /><br />atribut<br />kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar<br /><br />-0,<br />079 dengan signifikansi 0,658. Hasil analisis ini<br /><br />lebih<br />besar dari signifikan yang ditetapkan yang<br /><br />ditetapkan<br />yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Formalisasi<br />Pengembangan Sistem Informasi terhadap kinerja<br /><br />sistem<br />informasi untuk atribut pemakaian sistem mempunyai<br />nilai korelasi sebesar -0,252 dengan signifikansi<br /><br />0,150.<br />Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan<br /><br />yang<br />ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan<br />Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem<br />Informasi terhadap kinerja sistem informasi<br /><br />mempunyai<br />nilai korelasi sebesar -0,109 dengan signifikansi<br /><br />0,540.<br />Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan<br /><br />yang<br />ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi<br /><br />berdasarkan<br />hasil pengujian analisis diatas, dapat diambil<br /><br />kesimpulan<br />bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak<br />terdapat hubungan yang signifikan antara fakor<br />Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi dengan<br />kinerja sistem informasi akuntansi baik dari segi<br /><br />kepuasan<br />pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini berarti<br /><br />adanya<br />formalisasi pengembangan sistem tidak mempengaruhi<br />kinerja sistem.<br />Pengujian hipotesa yang kedua dilakukan dengan<br /><br />alat<br />uji statistik uji beda Mann-Whitney Test, karena<br /><br />sampel<br />yang diuji adalah sampel yang berbeda. Dengan kata<br /><br />lain<br />pengujian dilakukan untuk menemukan bukti empiris<br /><br />beda<br />kinerja sistem informasi akuntansi antara kondisi<br /><br />yang<br />satu dengan kondisi yang lain, yaitu ada tidaknya<br /><br />program<br />pelatihan, ada tidaknya dewan pengarah dan<br /><br />departement<br />informasi yang terpisah atau bersama dengan<br /><br />departemen<br />lainnya.<br />Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,<br />maka dapat di lakukan uji beda Mann-Whitney. Suatu<br />variabel dikatakan memiliki kinerja sistem<br /><br />informasi<br />akuntansi yang lebih tinggi apabila korelasinya<br /><br />positif dan<br />nilai mean rank lebih tinggi dengan signifikansi<br /><br />kurang<br />dari 0,05. sehingga berdasarkan hasil perhitungan<br /><br />statistik<br />dengan menggunakan software SPSS versi 12<br /><br />didapatkan<br />hasil uji beda. Pada penelitian ini tidak dapat<br />membuktikan hipotesis ke 6 dan ke 7 dikarenakan<br /><br />tidak<br />ada pembedaan jawaban pada hasil kuesioner. Hal<br /><br />ini<br />disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya<br />program pelatihan dan pendidikan dan data ada<br /><br />tidaknya<br />dewan pengarah sistem informasi menunjukkan bahwa<br />keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat<br /><br />program<br />pelatihan dan pendidikan di tempat responden<br /><br />bekerja dan<br />terdapat dewan pengarah sistem informasi di tempat<br />responden bekerja.<br />Pada kondisi pengujian yang membandingkan kinerja<br />sistem informasi akuntansi atas lokasi departement<br /><br />sistem<br />informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan<br /><br />yang<br />digabung dengan departement lain yang menghasilkan<br />nilai rata-rata ranking group untuk lokasi<br /><br />departement<br />sistem informasi yang berdiri sendiri yang<br /><br />mempengaruhi<br />kepuasan pemakai adalah 16,48 dan nilai rata-rata<br /><br />ranking<br />grup dari lokasi departement sistem informasi yang<br />digabung dengan departement lain sebesar 19,95<br />sedangkan nilai rata-rata ranking group untuk<br /><br />lokasi<br />departement sistem informasi yang berdiri sendiri<br /><br />yang<br />mempengaruhi pemakaian sistem adalah 16,10 dan<br /><br />nilai<br />rata-rata ranking grup dari lokasi departement<br /><br />sistem<br />informasi yang digabung dengan departement lain<br /><br />sebesar<br />20,85. Dimana semakin besar nilai rata-rata nilai<br /><br />ranking<br />group menunjukkan semakin baik kondisi yang<br />diwakilkannya. Besarnya z hitung adalah -0,931<br /><br />dengan<br />tingkat signifikansi sebesar 0,352 untuk kepuasan<br /><br />pemakai<br />dan z hitung sebesar -1,319 dengan signifikansi<br /><br />sebesar<br />0,187 untuk pemakaian sistem. Sedangkan nilai<br /><br />rata-rata<br />ranking group untuk lokasi departement sistem<br /><br />informasi<br />yang berdiri sendiri yang mempengaruhi kinerja SIA<br />adalah 16,06 dan nilai rata-rata ranking grup dari<br /><br />lokasi<br />departement sistem informasi yang digabung dengan<br />departement lain sebesar 20,95. Dimana semakin<br /><br />besar<br />nilai rata-rata nilai ranking group menunjukkan<br /><br />semakin<br />baik kondisi yang diwakilkannya. Besarnya z hitung<br />adalah -1,310 dengan tingkat signifikansi sebesar<br /><br />0,190<br />untuk kinerja SIA. Dari hasil uji analisis diatas<br /><br />dapat<br />diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Berdasarkan<br /><br />hasil<br />penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak terdapat<br />perbedaan kinerja yang signifikan antara lokasi<br />departement sistem informasi yang berdiri sendiri<br /><br />dengan<br />lokasi departement sistem informasi yang di gabung<br />dengan departement lain baik itu untuk variabel<br /><br />kepuasan<br />pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini ditunjukkan<br />dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0,190<br /><br />yang lebih<br />besar dari 0,05.<br />5. KESIMPULAN<br />NO VARIABEL HASIL KONSISTE<br />NSI<br />1 Keterlibatan<br />pemakai dalam<br />pengembangan<br />SIA<br />Tidak berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />dan pemakaian<br />Konsisten<br />dengan<br />penelitian Tjhai<br />Fung Jen<br />(2002)<br />2 Kemampuan<br />teknik personal<br />SIA<br />Tidak berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />dan pemakaian<br />Konsisten<br />dengan<br />penelitian<br />Soegiharto<br />(2001) dan<br />Tjhai Fung Jen<br />(2002)<br />3 Ukuran organisasi Tidak berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />dan pemakaian<br />Konsisten<br />dengan<br />penelitian Tjhai<br />Fung Jen<br />(2002) dan I<br />Nyoman Gde<br />Putra Sasmita<br />(2003)<br />4 Dukungan<br />manajemen<br />puncak<br />Berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />pemakai<br />-<br />5 Formalisasi<br />pengembangan SI<br />Tidak berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />dan pemakaian<br />-<br />6 program pelatihan<br />dan pendidikan<br />Data tidak dapat<br />diolah<br />-<br />7 Keberadaan dewan<br />pengarah<br />Data tidak dapat<br />diolah<br />-<br />8 Lokasi departemen<br />SI<br />Tidak berpengaruh<br />terhadap kepuasan<br />dan pemakaian<br />Konsisten<br />dengan<br />penelitian<br />Soegiharto<br />(2001) dan I<br />Nyoman Gde<br />Putra Sasmita<br />(2003)<br />REFERENSI<br />[1] Dewanto dan Tarsis Tarmudji. 1995. Metode<br />Statistika. Yogyakarta: Liberty.<br />[2] Firman. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi<br />Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada<br />Perusahaan Jasa Perhotelan diSurabaya”. Skripsi<br />Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas<br />Surabaya.<br />[3] Imam Ghozali. 2002. Aplikasi Analisis<br /><br />Multivariate<br />dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang:<br />Universitas Diponegoro.<br />[4] ___________, 2002. Statistik Non-Parametrik<br />Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS.<br />Semarang: Universitas Diponegoro.<br />[5] I Nyoman Gde Putra Sasmita. 2003.<br /><br />“Faktor-faktor<br />yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi<br />Akuntansi pada Bank-bank umum di Wilayah<br />Surabaya”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan,<br />STIE Perbanas Surabaya.<br />[6] James A. Hall. 2001. Sistem Informasi<br /><br />Akuntansi.<br />Buku satu. Jakarta: Salemba Empat<br />[7] Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999.<br />Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan<br />Manajemen. Yogyakarta: BPFE.<br />[8] Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi<br />Akuntansi. Jakarta: Erlangga.<br />[9] Rusma Mulyadi. 1999. “Kualitas Jasa Sistem<br />Informasi dan Kepuasan Para Penggunanya”.<br />Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume I No.2.<br />[10] Soegiharto. 2001. “Influence Factors<br /><br />Affecting The<br />Performance Of Accounting Information<br />System”. Gajah Mada International Journal of<br />Business Volume III No. 2.<br />[11] _________, 2002. “The Effects Of<br /><br />Organization’s<br />Level of information system evolution on the<br />Relationship between influence Factors and<br />Accounting information system performance”.<br />Gajah Mada International Journal of Business<br />Volume IV No. 1<br />[12] Sumarsono. 2002. ”Metode Penelitian Akuntansi<br />Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan<br />Data”, Surabaya : tanpa nama penerbit.<br />[13] Sunarti Setianingsih. 1998. “Keberhasilan<br />Pengembangan Sistem Informasi dan Faktor-Faktor<br />Yang Mempengaruhinya”. Kajian Bisnis No. 13.<br />[14] Sunarti Setianingsih dan Nur Indriantoro.<br /><br />1998.<br />“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan<br />Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap<br />Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai<br />dalam Pengembangan SI”. Jurnal Riset Akuntansi<br />Indonesia Volume I No. 2.<br />[15] Tjhai Fung Jen. 2002. “Faktor-Faktor Yang<br />Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi<br />Akuntansi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume<br />IV No. 2.<br />Lampiran 1<br />HASIL UJI KORELASI PEARSON<br />Faktor-Faktor Yang Berpengaruh<br />Kinerja SIA Keterlibatan<br />Pemakai<br />Kmampuan<br />Personal<br />SI<br />Ukuran<br />Organisasi<br />Dukungan<br />Manajemen<br />Puncak<br />Formalisasi<br />Pengembanga<br />n SI<br />Kepuasan<br />Pemakai<br />Kor=0,191<br />Sign=0,279<br />Kor=0,167<br />Sign=0,345<br />Kor=0,167<br />Sign=0,345<br />Kor=0,556<br />Sign=0,001<br />Kor=-0,079<br />Sign=0,658<br />Pemakaian<br />Sistem<br />Kor=-0,244<br />Sign=0,165<br />Kor=0,280<br />Sign=0,108<br />Kor=0,280<br />Sign=0,108<br />Kor=0,185<br />Sign=0,295<br />Kor=-0,252<br />Sign=0,150<br />Kinerja<br />Kor=0,149<br />Sign=0,402<br />Kor=0,196<br />Sign=0,266<br />Kor=0,196<br />Sign=0,266<br />Kor=0,552<br />Sign=0,001<br />Kor=-0,109<br />Sign=0,540<br />Lampiran 2<br />HASIL UJI BEDA (MANN - WHITNEY TEST)<br />Faktor-Faktor Yang Berpengaruh<br />Kinerja SIA Pelatihan dan<br />Pendidikan Pemakai<br />Dewan Pengarah SI Lokasi Departement SI<br />Kepuasan Pemakai Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Sendiri=16,48 (n=24)<br />Gabung=19,95 (n=10)<br />z=-0,931<br />Sign=0,352<br />Pemakaian Sistem Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Sendiri=16,10 (n=24)<br />Gabung=20,85 (n=10)<br />z=-1,319<br />Sign=0,187<br />Kinerja SIA Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Ada=17,50 (n=34)<br />Tidak=0,00 (n=0)<br />Mean Rank<br />Sendiri=16,06 (n=24)<br />Gabung=20,95 (n=10)<br />z=-1,310<br />Sign=0,190ririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2627706886564035182.post-42973596775962280222009-06-25T00:37:00.000-07:002009-06-25T00:38:21.710-07:00akuntansi 3BAB 1<br />Sistem Informasi Akuntansi: Pendahuluan<br />Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem yg digunakan memproses data dan<br />transaksi guna menyediakan infomasi yang diperlukan oleh user untuk merencanakan,<br />mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Untuk menghasilkan informasi, SIA harus<br />melakukan:<br />– Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkan dalam SIA<br />– Memproses data<br />– Menyimpan data untuk masa yang akan datang<br />– Menyediakan informasi yang diperlukan dengan menghasilkan laporan dan<br />memungkinkan melakukan query<br />– Mengendalikan proses, sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat<br />dipercaya.<br />Arti Penting SIA<br />· SIA menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan<br />· SIA akan memenuhi kebutuhan informasi<br />o internal: management accounting<br />o eksternal: financial accounting<br />· Informasi akuntansi mempunyai 2 peran:<br />o untuk mengidentifikasi situasi yang diperlukan untuk mengambil<br />keputusan<br />o mengurangi ketidakpastian<br />Bagaimana SIA memberikan value bagi bisnis?<br />· Value chain<br />· Value-added (customer & business) vs non-value-added<br />· IT disini digunakan untuk:<br />o memaksimumkan aktifitas customer-value-added<br />o meminimumkan cost dan memaksimumkan efektifitas aktivitas businees<br />value added<br />o mengurangi non-value-added activity<br />Menggunakan SIA untuk memberikan value bagi bisnis<br />· memperbaiki produk atau jasa dengan meningkatkan kualitas dan mengurangi<br />cost<br />· meningkatkan efisiensi<br />· tersedianya informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya untuk mengambil<br />keputusan<br />· memberikan competitive advantage<br />· memperbaiki komunikasi<br />· memperbaiki pemakaian pengetahuan<br />Gambar 1.1 Model Value Chain<br />Sumber: Michael E. Porter and Victor E. Millar, “How Information Gives You Competitive Advantage”, Harvard Business Review,<br />Vol. 63, No. 4, July/August 1985.<br />Gambar 1.2 Value System<br />Sumber: Michael E. Porter and Victor E. Millar, “How Information Gives You Competitive Advantage”, Harvard Business Review,<br />Vol. 63, No. 4, July/August 1985.<br />INFORMASI<br />· Data (bahan baku informasi): fakta yang dimasukkan, disimpan dan diproses oleh<br />SIA<br />· Informasi: data yang terorganisasi, berarti, dan berguna<br />· Sifat informasi:<br />o Eksternal mandatory dan essential<br />o Internal discretionary<br />· Nilai (value) informasi<br />o value = benefit – cost<br />o benefit:<br />Supplier’s<br />value<br />chain<br />Company’s<br />value chain<br />Distribution’s<br />value chain<br />Buyer’s<br />value<br />chain<br />Support Activities<br />1. Firm infrastructure<br />2. Human Resources<br />3. Technology<br />4. Purchasing<br />Inbound<br />Logistics<br />(raw material<br />handling and<br />warehousing)<br />Operations<br />(machining,<br />assembling,<br />testing)<br />Service<br />(installation,<br />repair,<br />parts)<br />Outbound<br />Logistics<br />(warehousing<br />and distribution<br />of finished<br />product)<br />Marketing and<br />Sales<br />(advertising,<br />promotion,<br />pricing, channel<br />relations)<br />Primary Activities<br />PROFIT<br />MARGIN<br /> ketidakpastian yang berkurang<br /> improved decision<br /> perencanaan dan penjadwalan yang semakin baik<br />o cost:<br /> mendapatkan data<br /> memproses data<br /> menyimpan data<br /> melaporkan<br />Karakteristik Informasi yg Berguna<br />1. Relevant (relevan) menambah pengetahuan atau nilai bagi pengambil keputusan<br />dengan mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan untuk meramalkan<br />atau mengkonfirmasi atau membetulkan harapan sebelumnya.<br />2. Reliable (dapat dipercaya) tidak ada kesalahan atau tidak bias dan akurat untuk<br />suatu kejadian atau aktivitas organisasi<br />3. Complete (lengkap) tidak mengabaikan data penting<br />4. Timely (tepat waktu) tersedia tepat waktu untuk pengambilan keputusan<br />5. Understandable (dapat dimengerti) dalam bentuk yang dapat dimengerti<br />6. Verifiable (dapat dibuktikan kebenarannya) menghasilkan informasi yang sama<br />dari dua orang yang saling independen.<br />Sistem Informasi<br />· Sistem: beberapa komponen yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan<br />· Sistem informasi merupakan sistem yang digunakan untuk mengorganisasikan<br />pengumpulan, pemasukkan, pemrosesan dan penyimpanan, pengaturan,<br />pengendalian, dan pelaporan informasi sehingga organisasi dapat mencapai<br />tujuannya<br />Komponen Sistem Informasi<br />· Goals dan objectives<br />· Input<br />· Data Storage<br />· Processor<br />· output<br />· Instruction and procedures<br />· Users<br />· Controls dan Security Measures<br />Beberapa Tipe Sistem Informasi yang lain:<br />· MIS (Management Information System)<br />· EIS (Executive Information System)<br />· DSS (Decision Support System)<br />· ES (Expert System)<br />· EUS (End User System)ririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2627706886564035182.post-47806859281894115342009-06-25T00:24:00.001-07:002009-06-25T00:24:41.865-07:00akuntansi 2Computerized Accounting<br />Tentang JurusanReturn to Top Perkembangan teknologi informasi saat ini mempunyai dampak yang luar biasa pada berbagai bidang dan sektor kegiatan. Salah satu implikasi yang paling besar adalah pada disiplin ilmu dan praktik akuntansi. Perubahan tersebut menjadi semakin kompleks dengan terjadinya perubahan-perubahan kegiatan entitas bisnis, antara lain pada besaran organisasi, konsep chain management, dan makin eratnya integrasi kegiatan antara suppliers, customers, bahkan dengan competitors. Sementara itu, ketika organisasi membesar dan lokasi kantor / cabang makin tersebar, maka sistem informasi berbasis komputer sebagai salah satu alat bantu bagi manajer dalam menjalankan tugas serta fungsinya semakin penting. Menghadapi perubahan tersebut, kegiatan profesi akuntansi dan pendidikan akuntansi perlu direaktualisasi. Para akuntan pada masa yang akan datang diperkirakan tidak hanya akan bekerja secara konvensional / tradisional, melainkan juga sebagai analis sistem atau evaluator (quality assurance) sistem informasi akuntansi. Pada jasa kantor akuntan publik, para akuntan harus mampu berperan sebagai konsultan atau mampu membangun sistem informasi akuntansi berbasis komputer, khususnya dalam merumuskan kebutuhan klien (user requirement definition) serta struktur pengendalian intern (system internal controls). Demikian pula dalam audit sistem informasi, tanpa memahami akuntansi dan komputerisasi, auditor akan mengalami kesulitan. Di lain pihak, pada umumnya sistem informasi entitas bisnis terkait bahkan dibangun berdasarkan sistem informasi akuntansi, sehingga sebagian besaranalis atau desainer sistem akan berurusan dengan sistem informasi akuntansi, yaitu menguasai kaidah-kaidah dan standar akuntansi keuangan (general accepted accounting standard).<br /><br />Program Studi Komputerisasi Akuntansi diproyeksikan dapat mengatasi hal-hal tersebut karena outcomes program studi ini diharapkan akan menguasai teknologi informasi untuk melaksanakan tugasnya.<br /><br />Program Studi Komputerisasi Akuntansi sebagai salah satu Program Studi di Universitas Bina Nusantara memiliki Visi :<br />BE A PROGRAM STUDY OF CHOISE AND BE A ROLE MODEL FOR COMPUTERIZE ACCOUNTING PROGRAM STUDY FOR ANOTHER UNIVERSITY / HIGH INSTITUTE IN INDONESIA<br /><br />Untuk mencapai Visi tersebut diturunkan dalam bentuk Misi yaitu :<br /><br />Mark the KA image as a high quality program study with specific skills and applied knowledge in Information Technology<br />Improve the KA graduate competency through based on competency curriculum<br />National and International achievement<br />Improve human resources quality to support Program Study development<br />Improve human resources quality to support Program Study development<br /><br />Untuk pencapaikan Visi dan Misi di atas ditetapkan Sasaran Program Studi Komputerisasi Akuntansi adalah<br /><br />Mahasiswa yang siap dididik menjadi tenaga profesional di bidang penerapan teknologi informasi<br />Kurikulum dengan berbasiskan kompetensi dengan berdasarkan kebutuhan industri tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun internasional serta benchmark ke standar nasional maupun internasional<br />Sumber daya pengelola yang kompeten dan memiliki sifat inovatif dan continous improvement<br />Sumber daya dosen yang selalu melakukan peningkatan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan termuktahir<br />Sumber daya sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar<br />Dukungan teknologi informasi sebagai sarana dalam usaha meningkatkan pengembangan content dan meningkatkan kualitas layanan kepada semua pihak terkait<br />Lulusan yang siap terap dan memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dunia industri.<br />Tujuan Program Komputerisasi Akuntansi<br /><br />Menyiapkan tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang komputer akuntansi dan teknologi informasi yang siap terap.<br />Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berbasiskan teknologi informasi melalui kegiatan lapangan, studi kasus, penelitian dan karya ilmiah<br />Menhasilkan lulusan yang berkarakter baik dan memiliki personal skill yang dapat diterima di dunia kerja.<br />Mendorong para mahasiswa dan lulusan agar dapat memanfaatkan dan menerapkan tenkologi pengetahuan dan teknologi dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga terbentuk karakter mandiri dalam belajar<br />Dengan kurikulum yang diterapkan diharapkan lulusan Komputerisasi Akuntansi:<br /><br />Memiliki integritas kepribadian yang tinggi, mandiri, dan profesional (Smart and Good)<br />Memiliki kemampuan untuk menerapkan teknologi informasi terutama terkait dengan analisa sistem.<br />Mempunyai kemampuan untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi<br />Mempunyai motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan<br />Mampu bekerja secara produktif, baik secara individu maupun dalam tim.<br />TujuanReturn to Top Tujuan Umum<br />Program Studi Komputerisasi Akuntansi jenjang D3 dirancang untuk mempersiapkan tenaga kerja professional yang memiliki kemampuan untuk mendesain dan mengembangkan aplikasi akuntansi pada perusahaan. Bobot praktikum yang cukup tinggi pada kurikulum diharapkan memampukan mahasiswa untuk siap terap di dunia pekerjaan. Sedangkan Program Studi Komputerisasi Akuntansi jenjang Strata-1 dirancang untuk mempersiapkan sarjana disiplin ilmu sistem informasi berketerampilan teknis yang siap pakai maupun menguasai konsep / teori sehingga terus memperluas wawasan dan mengembangkan diri, sehingga dapat mengisi kebutuhan profesional yang mampu mengelola sumber daya informasi dan teknologi informasi sebagai komponen sistem informasi akuntansi.<br /><br />Tujuan Khusus<br />Secara spesifik sasaran dari lulusan adalah memiliki kompetensi di bawah ini:<br /><br />Mempunyai keterampilan mengelola unit akuntansi untuk mendayagunakan sistem informasi dalam pengambilan keputusan tugas dan fungsinya, menjadi internal EDP auditor, analisis sistem informasi akuntansi, asisten dosen, peneliti atau wirausaha.<br />Menguasai teknik menganalisis, desain dan mengimplementasikan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi pada organisasi atau perusahaan baik perusahaan publik ataupun bentuk<br />usaha lainnya seperti perusahaan manufaktur, perdagangan, jasa, lembaga keuangan, asuruansi serta bursa surat berharga.<br />Menguasai teknik dan pengetahuan komputer dan akuntansi untuk menjalankan tugas sebagai evaluator / auditor<br />Menguasai teknik analisa strategi investasi khususnya strategi investasi di bidang teknologi informasi atau sistem informasi serta melakukan evaluasi terhadap kinerja dari investasi teknologi informasi<br />atau sistem informasi yang telah dilakuan.<br />Menguasasi teknik untuk menjadi database administrator dan database application developer khususnya untuk Oracle Database<br />Menguasai teknik penggunaan aplikasi enterprise systems dengan menggunakan teknologi specific module SAP R / 3<br />Memiliki keahlian dan pengetahuan dalam sumber daya informasi<br />KurikulumReturn to Top Kurikulum terbaru yang digunakan oleh Komputerisasi Akuntansi telah dikembangkan sesuai dengan standari kurikulum nasional dengan menggunakan standar dari APTIKOM Indonesia (Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer) and serta mengadopsi sekitar 40 % dari kurikulum inti Sistem Informasi. Selain itu, materi lokal juga telah dikembangkan sesuai dengan kurikulum Sistem Informasi dengan menggunakan standari dari ACM (Association for Computing Machineries), dan melakukan benchmark terhadap beberapa perguruan tinggi baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional. Kurikulum juga dikembangkan dengan mengikuti perkembangan permintaan pasar sehingga lulusan Komputerisasi Akuntansi diharapkan mampu menghadapi persaingan tenaga kerja baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional.<br /><br />Secara umum, subjek dari kurikulum dibagi dalam beberapa kelompok subjek yaitu:<br /><br />Group Sistem Informasi<br />Objektif dari group ini memberikan pemahaman tentang konsep sistem informasi sebagai salah satu prinsip dasar dari sistem informasi. objektif lainnya adalah memberikan pengertian mengenai metodologi pengembangan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi.<br /><br />Business Process Group<br />Objektif dari group ini adalah memberikan pembahaman mengenai proses bisnis di dalam perusahaan sebagai salah satu pengetahuan dasar yang harus dikuasai untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi serta melakukan evaluasi sistem informasi.<br /><br />Character Building Group (Professional Practices)<br />Objektif dari group ini adalah untuk mengembangkan kepribadian dari mahasiswa dan untuk mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan karakter profesional, keahlian mengelola, keahlian komunikasi baik lisan maupun tulisan serta pemahaman terhadap etika bisnis, dan kemampuan kerjasama dalam tim dan untuk mengembangkan “BINUSIAN” Character.<br /><br />Program Inti<br />Secara umum, subjek dari kurikulum dibagi dalam beberapa kelompok subjek yaitu :<br /><br />Group Sistem Informasi<br />Objektif dari group ini memberikan pemahaman tentang konsep sistem informasi sebagai salah satu prinsip dasar dari sistem informasi. objektif lainnya adalah memberikan pengertian mengenai metodologi pengembangan sistem informasi khususnya sistem informasi akuntansi.<br /><br />Business Process Group<br />Objektif dari group ini adalah memberikan pembahaman mengenai proses bisnis di dalam perusahaan sebagai salah satu pengetahuan dasar yang harus dikuasai untuk melakukan analisis dan perancangan sistem informasi serta melakukan evaluasi sistem informasi.<br /><br />Character Building Group (Professional Practices)<br />Objektif dari group ini adalah untuk mengembangkan kepribadian dari mahasiswa dan untuk mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan karakter profesional, keahlian mengelola, keahlian komunikasi baik lisan maupun tulisan serta pemahaman terhadap etika bisnis, dan kemampuan kerjasama dalam tim dan untuk mengembangkan “BINUSIAN” Character.<br /><br />Objektif dari group ini adalah mempersiapkan pembahaman tentang proses bisnis terutama dari sisi akuntansi melalui praktek yang merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari dan teori yang dibutuhkan perusahaan baik pada saat ini mapun pada masa yang akan datang. subjek yang dipelajari termasuk dalam group ini adalah sistem informasi akuntansi, audit sistem informasi akuntansi, dan investasi teknologi informasi / sistem informasi.<br /><br />Program Pilihan<br />o IS Audit<br />Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu melakukan audit finansial terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, memimpin audit operasional untuk perusahaan khususnya kinerja unit berkomputer, serta melakukan quality assurance terhadap pengembangan sistem aplikasi komputer, baik in house maupun bersifat outsourcing.<br /><br />o Accounting Information System<br />Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu mengelola proyek sistem informasi akuntansi dalam lingkungan yang memanfaatkan e-business secara on-line, melakukan system integration pada perusahaan yang memilikisistem informasi akuntansi berbasis komputer yang masih terpisah, melakukan analisis dan desain sistem informasi akuntansi berbasis komputer untuk perusahaan sesuai kebutuhan manajer dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).<br /><br />o IT / IS Investment<br />Melalui kompetensi ini, mahasiswa mampu menganalisis nilai dari suatu investasi TI / SI di dalam perusahaan sehingga benefit analisis yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam pengelolaan keuangan dan strategi IT di masa mendatang.<br /><br />o Applied ERP (Enterprise Resource Planning)<br />Melalui kompetensi ini, mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan enterprise system technology dengan menggunakan specific modul dari SAP R / 3, dan mempersiapkan mahasiswa untuk memperoleh sertifikasi SAP.<br /><br />o Applied Database<br />Peminatan yang khusus mendalami pemanfaatan teknologi basis data Oracle, dan untuk mempersiapkan peserta didik dalam upaya mendapatkan sertifikasi internasional OCA (Oracle Certified Administrator) dan OCP (Oracle Certified Professional). Melalui peminatan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjadi database administrator dan database application developer terutama untuk teknologi ORACLE.<br /><br />Peminatan<br /><br />Accounting Information System<br />Information System Audit<br />Information Technology / Information System Investment<br />Applied ERP<br />Applied Database<br />Karir Masa DepanReturn to Top 1. System developer in the System analyst, System designer, System development project team leader<br />2. Independent external auditor for the financial audit and also the operational audit<br />3. Internal auditor for a company or a public institution<br />4. Quality assurance / evaluator of the computer based Information System activities<br />5. Practicing in a public accountant firm or working in a service, commerce, or industry<br />6. Financial evaluator or controller in a public company<br />7. Working in government institution or non-profit organization<br />8. SAP consultant<br />9. Database Administrator<br />10. Database Application Developer (specifically for ORACLE database)<br />11. As an external advisor (practitioner, consultant)<br />12. Instructor or lecturer in the education institution<br />13. Working in research area<br />14. Develop entrepreneurshipririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2627706886564035182.post-36375666326712342812009-06-25T00:13:00.001-07:002009-06-25T00:20:14.434-07:00akuntansi 1Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.<br />Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).<br />Daftar isi<br />[sembunyikan]<br /><br /> * 1 Akuntansi modern<br /> * 2 Sejarah<br /> * 3 Laporan akuntansi<br /> o 3.1 Pengakuan transaksi<br /> * 4 Kualifikasi dan regulasi di bidang akuntansi<br /> o 4.1 Amerika Serikat<br /> o 4.2 Persemakmuran Inggris<br /> + 4.2.1 Kanada<br /> * 5 Kantor akuntan the Big Four<br /> * 6 Topik mengenai akuntansi<br /> o 6.1 Auditing<br /> o 6.2 Jenis-jenis akuntansi<br /> o 6.3 Penggunaan komputer dalam akuntansi<br /> o 6.4 Standar akuntansi<br /> o 6.5 Agensi<br /> o 6.6 Badan standar akuntansi<br /> o 6.7 Badan standar auditing<br /> * 7 Lihat pula<br /> * 8 Topik yang berhubungan<br /> * 9 Catatan dan referensi<br /> * 10 Pranala luar<br /><br />[sunting] Akuntansi modern<br /><br />Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.<br /><br />Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.<br /><br />[sunting] Sejarah<br />Lukisan Luca Pacioli<br /><br />Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.<br /><br />Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".<br /><br /><br />Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.<br /><br />[sunting] Laporan akuntansi<br /><br />Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. [2] Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.[3]<br /><br /> * Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.<br /> * Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.<br /> * Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.<br /> * Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.<br /><br />[sunting] Pengakuan transaksi<br /><br /> !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengakuan transaksi akuntansi<br /><br />Pengakuan suatu transaksi dalam akuntansi terbagi atas dua basis, yaitu basis akrual dan basis kas. Pengakuan transaksi berbasis akrual adalah pengakuan suatu transaksi pada saat terjadinya suatu transaksi, walaupun uang belum diterima. Sedangkan pengakuan transaksi berbasis kas adalah transaksi dicatat pada saat pembayaran diterima.<br /><br />[sunting] Kualifikasi dan regulasi di bidang akuntansi<br /><br />Persyaratan untuk dapat masuk dalam profesi akuntansi berbeda di setiap negara.<br /><br />[sunting] Amerika Serikat<br /><br />Di Amerika Serikat, akuntan yang berpraktek disebut Certified Public Accountant (CPA), Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang akuntan bersertifikat.<br /><br />Sertifikasi CPA dikeluarkan di negara bagian tempat kedudukan yang bersangkutan berupa ijin untuk menawarkan jasa auditing kepada publik, walaupun kebanyakan kantor akuntan juga menawakan jasa akuntansi, perpajakan, bantuan litigasi dan konsultansi keuangan lainnya. Persyaratan untuk mendapat sertifikat CPA bervariasi di antara negara bagian, namun ujian Uniform Certified Public Accountant diharuskan di setiap negara bagian. Ujian ini dibuat dan diperiksa oleh American Institute of Certified Public Accountants.<br /><br />Sertifikasi CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA), yang diberikan kepada kandidat yang lulus dalam empat bagian ujian. CIA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik.<br /><br />Sertifikasi CMA diberikan oleh Institute of Management Accountants (IMA), yang diberikan kepada kandidat yang dinyatakan lulus dalam empat bagian ujian dan memenuhi pengalaman praktek tertentu berdasarakan ketentuan IMA. CMA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik. CMA juga bisa menawarkan jasanya kepada publik, namun dengan lingkup yang lebih kecil dibanding CPA.<br /><br />Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (United States Department of Labor) memperkirakan ada sekitar satu juta[4] orang yang bekerja sebagai akuntan dan auditor di Amerika Serikat.<br /><br />[sunting] Persemakmuran Inggris<br /><br />Di Inggris, Kanada, Australia beberapa negara persemakmuran Inggris, ekuivalen Certified Public Accountant (CPA) diantaranya Chartered Accountant (CA - di Inggris, Persemakmuran Inggris dan beberapa bekas negara bagian Inggris lainnya), Chartered Certified Accountant (ACCA - Inggris), International Accountant (AIA - Inggris), Certified Public Accountant (CPA - Irlandia dan Hong Kong), Certified General Accountant (CGA - Kanada), dan Certified Practising Accountant (CPA - Australia).<br /><br />[sunting] Kanada<br /><br />Di Kanada, ada tiga lembaga yang menangani akuntansi: the Canadian Institute of Chartered Accountants (CA), the Certified General Accountants Association of Canada (CGA), dan the Society of Management Accountants of Canada (CMA). CA dan CGA dibentuk berdasarkan Undang-undang Parlemen berturut-turut pada tahun 1902 dan 1913 sedangkan CMA didirikan dalam tahun 1920.<br /><br />Program CA difokuskan menjadi akuntan publik dan kandidat harus memiliki pengalaman auditing dari kantor akuntan publik; program CGA memberikan kebebasan bagi kandidatnya untuk memilih karir di bidanga keuangan; program CMA memfokuskan diri pada akuntansi manajemen. Ketiganya mengharuskan setiap kandidat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dan pengalaman praktek sebelum memperoleh sertifikasi.<br /><br />[sunting] Kantor akuntan the Big Four<br /><br />Kantor akuntan the Big Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang terdiri dari:<br /><br /> * PricewaterhouseCoopers<br /> * Deloitte<br /> * Ernst & Young<br /> * KPMG<br /><br />Kalau ditelusuri, sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. PricewaterhouseCoopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Namun, karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat yang sangat dominan, kantor-kantor cabang the Big Four yang berlokasi di Amerika Serikat selalu berhasil memperoleh penghasilan yang lebih besar dibanding dengan gabungan kantor-kantor cabangnya seluruh dunia.<br /><br />Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal sebagai the Big Six dan the Big Eight.ririnhttp://www.blogger.com/profile/02553680916893495071noreply@blogger.com0