FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH
SURABAYA
DAN SIDOARJO
Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si.
Irmaya Briliantien, S.E.
STIE PERBANAS SURABAYA
Jl. Nginden Semolo No. 34 – 36 Surabaya
e-mail: almilia_spica@yahoo.com atau
lucy@perbanas.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor
yang dapat meningkatkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) yang digunakan dalam
perusahaan jasa perbankan. Pengujian ini
menggunakan delapan faktor yang mempengaruhi
kinerja SIA.
Ringkasan dari hasil penelitian ini adalah:
Pertama, pengujian yang dilakukan pada faktor
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara keterlibatan pemakai dalam
proses
pengembangan sistem dengan kinerja SIA. Kedua,
pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan
teknik personal menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan teknik
personal dengan kinerja SIA. Ketiga, pengujian
yang
dilakukan pada faktor ukuran organisasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja
SIA. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor
dukungan manajemen puncak menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan
manajemen puncak dengan kinerja SIA untuk atribut
kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen
puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut
pemakaian system.
Keempat, pengujian yang dilakukan pada
faktor formalisasi pengembangan Sistem Informasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem
Informasi dengan kinerja SIA. Kelima, pengujian
yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya program
pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan
keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat
program pelatihan di setiap perusahaan tempat
responden bekerja. Keenam, pengujian yang
dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah
Sistem Informasi menunjukkan keseluruhan
responden menjawab bahwa terdapat dewan pengarah
Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat
responden bekerja. Ketujuh, pengujian yang
dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem
informasi akuntansi atas lokasi departement sistem
informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan
yang digabung dengan departement lain menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.
Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Kinerja
Sistem Informasi, Kepuasan Pemakai Sistem
Informasi, Pemakaian Sistem Informasi
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini
sudah berkembang pesat dibanding waktu dulu,
misalnya
yang terdapat pada bidang komunikasi. Perkembangan
pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari
teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat
komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya
seperti
internet, telpon seluler, dsb.
Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi
Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai
Sistem
Informasi Akuntansi dan pemakaian dari Sistem
Informasi
Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Tjhai
Fung
Jen (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja
Sistem
Informasi Akuntansi, antara lain: Keterlibatan
pemakai
dalam pengembangan sistem, Kemampuan teknik
personal SI, Ukuran organisasi, Dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan SI, Program
pelatihan
dan pendidikan pemakai, Keberadaan dewan pengarah
SI
dan Lokasi departemen SI.
Penelitian ini untuk mengetahui bukti empiris
tentang
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kinerja
Sistem Informasi Akuntansi. Dengan adanya
uraian-uraian
di atas, maka mendasari penulis untuk melakukan
penelitian pada beberapa Bank Umum Pemerintah
tentang
kinerja sistem informasi akuntansi.
Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal
yang sangat penting karena mereka langsung
berhadapan
dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang
akurat dalam pengolahan datanya, sistem informasi
yang
ada pada bank juga digunakan untuk memudahkan
nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan
uang,
pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem
informasi
yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa
manajemen
dari organisasi tersebut bagus atau tidak.
Berdasarkan dari
latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
di
angkat dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor
apa saja
yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
(SIA) ?
2. KAJIAN TEORI
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan
oleh Soegiharto (2001) yang bertujuan untuk
mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA.
Soegiharto
(2001) melakukan penelitian dengan objek
perusahaanperusahaan
yang terdaftar pada ASX Data Disk atau
Australia Busiess Who’s Who Disk di Australia
dengan
responden yang dipilih untuk menyampaikan
persepsinya
terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang
digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001)
menunjukkan hanya faktor keterlibatan pemakai yang
secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap
pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran
organisasi dan
formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian
sistem dan faktor ukuran organisasi dengan
kepuasan
pemakai sistem informasi juga berhubungan secara
signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi
negatif,
sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki
hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan
pengarah juga memberikan perbedaan atas kinerja
SIA
pada perusahaan yang memilikinya atau tidak.
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang
bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
meningkatkan kinerja SIA. Tjhai Fung Jen (2002)
melakukan penelitian yang menguji kembali
penelitian
Soegiharto (2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen
(2002)
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
formalisasi
yang diterapkan perusahaan dalam proses
pengembangan
sistem informasinya, kepuasan pemakai akan semakin
tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun.
Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan
pemakai
pada perusahaan yang departemen sistem
informasinya
berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi
daripada
perusahaan yang departemen sistem informasinya
terpisah
dan berdiri sendiri.
Disamping kedua penelitian diatas, penelitian
sekarang
ini juga mengacu pada penelitian I Nyoman Gde
Putra
Sasmita (2003) yang bertujuan untuk mencari bukti
empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja
SIA. Hasil penelitian I Nyoman Gde Putra Sasmita
(2003)
menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA, terdapat enam faktor
yang
mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan
pemakai
dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal
SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan
pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen
sistem
informasi.
2.1 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur
efektifitas sistem informasi dengan menggunakan
kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto
(2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai
dengan
membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke
dalam dua
bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan
pemakaian
sistem informasi sebagai pengganti variabel
kinerja SIA.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Choe (1996)
dan
Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002).
Penelitian ini mengukur kinerja SIA dari dua
pendekatan
yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu
sendiri oleh para karyawan pada Departemen
Akuntansi,
Keuangan dan Perpajakan dalam membantu
menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah
datadata
keuangan menjadi informasi Akuntansi.
1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi Conrath dan
Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi
dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan
apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean
(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001)
mengemukakan ketika sebuah sistem informasi
diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang
dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi
dapat menentukan kepuasan pemakai.
2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi.
Penelitian
yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981),
Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
menunjukkan sistem informasi yang banyak
digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem
informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung
Jen
(2002) menunjukkan perbedaan penentuan
keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri
sehingga pemakaian sistem digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
2.2 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada
Kinerja SIA
Dari penelitian yang sudah dilakukan,
faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja SIA adalah:
1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses
Pengembangan Sistem. Tjhai Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang
semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi dalam kinerja SIA.
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin
tinggi kemampuan teknik personal SIA akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara kemampuan teknik
personal SIA dengan kinerja SIA.
3. Ukuran Organisasi. Tjhai Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi
akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara ukuran organisasi
dengan kinerja SIA.
4. Dukungan Manajemen Puncak. Tjhai Fung Jen
(2002) berpendapat bahwa semakin besar dukungan
yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara dukungan manajemen
puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Tjai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi
tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi
di
perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja
SIA.
6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Tjhai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan
lebih tinggi apabila program pelatihan dan
pendidikan
pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi.
Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja
SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan
pengarah.
8. Lokasi dari Departemen Sistem Informasi. Tjhai
Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja SIA akan
lebih tinggi apabila departemen sistem informasi
terpisah dan berdiri sendiri.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan model penelitiannya Soegiharto (2001),
hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian
ini
adalah:
H1.1 : Terdapat hubungan yang positif antara
keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
H1.2 : Terdapat hubungan yang positif antara
kemampuan
teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H1.3 : Terdapat hubungan yang positif antara
ukuran
organisasi dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1.4 : Terdapat hubungan yang positif antara
dukungan
manajemen puncak dalam proses pengembangan
dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1.5 : Terdapat hubungan yang positif antara
formalisasi
pengembangan sistem dan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
H2.1 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan
lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila sebuah
program pelatihan dan pendidikan pemakai
diperkenalkan dibandingkan tidak diperkenalkan.
H2.2 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan
lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila terdapat
sebuah dewan pengarah dibandingkan tidak
memiliki.
H2.3 : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan
lebih
tinggi dalam sebuah organisasi apabila departement
informasi terpisah dan berdiri sendiri
dibandingkan
organisasi yang departement Sistem Informasinya
berada dibawah departement lainnya.
3. METODA PENELITIAN
Sample Penelitian ini menjadikan Bank Umum
Pemerintah yang ada di Wilayah Surabaya dan
Sidoarjo
sebagai obyek penelitian, yaitu pada bank Jatim,
bank
Mandiri, bank BRI, bank BNI dan bank BTN. Tetapi
karena pada Bank BNI dan Bank Mandiri tidak
mendapat
ijin, maka yang dijadikan sampel adalah bank
Jatim, bank
BTN dan bank BRI. Yang dijadikan obyek penelitian
merupakan Bank Umum Pemerintah yang menerapkan
Sistem Informasi Akuntansi dengan respondennya
adalah
para karyawan yang menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi. Kuesioner yang disebarkan kepada para
responden sebanyak 45 kuesioner, masing-masing
bank
sebanyak 15 kuesioner. Tetapi karena pada bank
tersebut
jumlah responden kurang dari 45 maka kuesioner
yang
kembali hanya sebanyak 34 kuesioner. Jumlah
responden
yang kembali sebanyak 34 itu berasal dari bank
Jatim
sebanyak 12 responden, bank BTN sebanyak 10
responden dan bank BRI sebanyak 12 responden.
Populasi
dari responden yang akan mengisi kuisioner adalah
pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada
departement
operasional, departement financial dan departement
lainnya.
Pengolahan data yang dilakukan adalah uji kualitas
data, uji kualitas data dilakukan dengan cara
melakukan
uji validitas dan reabilitas data. Dalam uji
validitas hanya
instrument yang terdiri dari beberapa item dan
yang
diukur dengan skala ordinal. Setelah melakukan uji
kualitas data, sesuai dengan penelitiannya
soegiharto
(2001) dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan Uji Pearson Product Moment dan Mann-
Whitney u Test.
Pengujian hipotesis yang pertama dengan uji
pearson
product moment digunakan untuk mengetahui adanya
hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya,
dimana pengukurannya menggunakan skala likert.
Pengujian hipotesis yang kedua yaitu Mann-Whitney
u
Test digunakan untuk mengetahui adanya suatu
perbedaan
antara dua kondisi yang berbeda pada variabel yang
sama
atau dapat digunakan untuk menguji apakah dua grup
independen berasal dari populasi yang sama.
4. HASIL PENELITIAN
Pada Bank Jatim jumlah kuesioner yang disebarkan
sebanyak 15 dan yang kembali sebanyak 12.
Sedangkan
pada BTN jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak
15
dan yang kembali sebanyak 10. Sedangkan pada BRI
jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 15 dan
yang
kembali sebanyak 12.
Deskripsi responden penelitian adalah sebagai
berikut:
usia responden pada penelitian ini yang < 25 tahun
sebesar
0 responden atau 0 persen dan mayoritas usia
responden
pada penelitian ini adalah antara usia 25-35 tahun
yaitu
sebesar 29 responden atau 85,3 persen dan yang
berusia >
35 tahun sebesar 5 responden atau 14,7 persen.
Sedangkan
untuk pendidikan responden pada penelitian ini
adalah
SLTA sebesar 0 responden atau 0 persen, Diploma
sebesar
0 responden atau 0 persen, Sarjana sebesar 33
responden
atau 97,1 persen dan Pasca Sarjana sebesar 1
responden
atau 2,9 persen. Lama responden yang bekerja < 10
tahun
sebesar 26 responden atau 76,5 persen, yang telah
bekerja
antara 10-25 tahun sebesar 7 responden atau 20,6
persen,
dan yang bekerja > 25 tahun sebesar 1 responden
atau 2,9
persen. Sistem informasi akuntansi yang digunakan
oleh
departemen tempat responden bekerja adalah Esteem
yaitu
sebesar 12 responden atau 35,3 persen, sistem
lainnya
yaitu SIBS sebesar 10 responden atau 29,4 persen
dan
BRI-nets sebesar 12 responden atau 35,3 persen.
Untuk menguji hipotesis jenis pertama, di lakukan
dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson. Hipotesis
jenis pertama, ada 5 macam hipotesis, yaitu untuk
mengetahui adanya hubungan antara keterlibatan
pemakai
dalam pengembangan sistem informasi akuntansi,
kemampuan teknik dari personal sistem informasi
akuntansi, ukuran organisasi, dukungan manajemen
puncak dan formalisasi pengembangan sistem
infromasi
dengan kinerja sistem infromasi akuntansi.
Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,
maka dapat di lakukan uji Korelasi Pearson,
sehingga
berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan
menggunakan software SPSS versi 12 didapatkan
hasil
pada Lampiran 1. Berdasarkan Lampiran 1, dapat
dilihat
bahwa hubungan Faktor keterlibatan pemakai
terhadap
kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan
pemakai
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,191 dengan
signifikansi 0,279. Hasil analisis ini lebih besar
dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap
kinerja
sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem
mempunyai nilai korelasi sebesar -0,244 dengan
signifikansi 0,165. Hasil analisis ini lebih besar
dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Faktor keterlibatan pemakai terhadap
kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar
0,149
dengan signifikansi 0,402. Hasil analisis ini
lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat
disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem
informasi dengan kinerja sistem informasi
akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.
Hasil
penelitian ini terjadi karena pemakai sistem
informasi
kurang dilibatkan dalam pemakaian sistem itu
sendiri
sehingga pemakai tidak merasa puas.
Hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk
atribut
kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar
0,167
dengan signifikansi 0,345. Hasil analisis ini
lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05.
Sedangkan
hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi
terhadap kinerja sistem informasi untuk atribut
pemakaian
sistem mempunyai nilai korelasi sebesar 0,280
dengan
signifikansi 0,108. Hasil analisis ini lebih besar
dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi
terhadap kinerja sistem informasi mempunyai nilai
korelasi sebesar 0,196 dengan signifikansi 0,266.
Hasil
analisis ini lebih besar dari signifikan yang
ditetapkan
yaitu 0,05. Jadi berdasarkan hasil pengujian
analisis
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa H0
diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara Kemampuan Teknik Personal Sistem
informasi dengan kinerja sistem informasi
akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai atau pemakaian sistem.
Hal
ini disebabkan karena dengan adanya Kemampuan
Teknik
Personal Sistem Informasi yang terbatas akan
mengakibatkan pemakaian sistem kurang sehingga
pemakai tidak merasa puas dengan sistem yang ada.
Hubungan Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem
informasi untuk atribut kepuasan pemakai mempunyai
nilai korelasi sebesar 0,167 dengan signifikansi
0,345,
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan
yang
ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Faktor
Ukuran Organisasi terhadap kinerja sistem
informasi
untuk atribut pemakaian sistem mempunyai nilai
korelasi
sebesar 0,280 dengan signifikansi 0,108. Hasil
analisis ini
lebih besar dari signifikan yang ditetapkan yaitu
0,05.
Sedangkan Hubungan Ukuran Organisasi terhadap
kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar
0,196
dengan signifikansi 0,266. Hasil analisis ini
lebih besar
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil uji analisis di atas dapat
disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor
Ukuran
Organisasi dengan kinerja sistem informasi
akuntansi baik
dari segi kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Hal
tersebut disebabkan dalam menilai kinerja sistem
informasi tidak berdasarkan pada ukuran suatu
organisasi.
Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap
kinerja sistem informasi untuk atribut kepuasan
pemakai
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,556 dengan
signifikansi 0,001. Hasil analisis ini lebih kecil
dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap
kinerja
sistem informasi untuk atribut pemakaian sistem
mempunyai nilai korelasi sebesar 0,185 dengan
signifikansi 0,295. Hasil analisis ini lebih besar
dari
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
Hubungan Dukungan Manajemen Puncak terhadap
kinerja
sistem informasi mempunyai nilai korelasi sebesar
0,552
dengan signifikansi 0,001. Hasil analisis ini
lebih kecil
dari signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan hasil pengujian analisis diatas, dapat
diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa
Dukungan manajemen puncak memiliki hubungan yang
positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi tetapi
hanya pada atribut kepuasan pemakai, sedangkan
atribut
pemakaian sistem tidak. Hasil penelitian ini
terjadi karena
adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi
mengakibatkan pemakai merasa puas tetapi pemakaian
sistem belum maksimal. Dari penelitian ini dapat
dilihat
bahwa adanya Dukungan manajemen puncak yang tinggi
akan mengakibatkan kinerja sistem informasi akan
lebih
tinggi jika ditinjau dari Kepuasan Pemakai yang
lebih
intensif tetapi pemakaian sistem kurang.
Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi terhadap kinerja sistem informasi untuk
atribut
kepuasan pemakai mempunyai nilai korelasi sebesar
-0,
079 dengan signifikansi 0,658. Hasil analisis ini
lebih
besar dari signifikan yang ditetapkan yang
ditetapkan
yaitu 0,05. Sedangkan hubungan Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi terhadap kinerja
sistem
informasi untuk atribut pemakaian sistem mempunyai
nilai korelasi sebesar -0,252 dengan signifikansi
0,150.
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan
yang
ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sedangkan
Hubungan faktor Formalisasi Pengembangan Sistem
Informasi terhadap kinerja sistem informasi
mempunyai
nilai korelasi sebesar -0,109 dengan signifikansi
0,540.
Hasil analisis ini lebih besar dari signifikan
yang
ditetapkan yang ditetapkan yaitu 0,05. Jadi
berdasarkan
hasil pengujian analisis diatas, dapat diambil
kesimpulan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara fakor
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi dengan
kinerja sistem informasi akuntansi baik dari segi
kepuasan
pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini berarti
adanya
formalisasi pengembangan sistem tidak mempengaruhi
kinerja sistem.
Pengujian hipotesa yang kedua dilakukan dengan
alat
uji statistik uji beda Mann-Whitney Test, karena
sampel
yang diuji adalah sampel yang berbeda. Dengan kata
lain
pengujian dilakukan untuk menemukan bukti empiris
beda
kinerja sistem informasi akuntansi antara kondisi
yang
satu dengan kondisi yang lain, yaitu ada tidaknya
program
pelatihan, ada tidaknya dewan pengarah dan
departement
informasi yang terpisah atau bersama dengan
departemen
lainnya.
Untuk mengetahui adanya hubungan tersebut di atas,
maka dapat di lakukan uji beda Mann-Whitney. Suatu
variabel dikatakan memiliki kinerja sistem
informasi
akuntansi yang lebih tinggi apabila korelasinya
positif dan
nilai mean rank lebih tinggi dengan signifikansi
kurang
dari 0,05. sehingga berdasarkan hasil perhitungan
statistik
dengan menggunakan software SPSS versi 12
didapatkan
hasil uji beda. Pada penelitian ini tidak dapat
membuktikan hipotesis ke 6 dan ke 7 dikarenakan
tidak
ada pembedaan jawaban pada hasil kuesioner. Hal
ini
disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya
program pelatihan dan pendidikan dan data ada
tidaknya
dewan pengarah sistem informasi menunjukkan bahwa
keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat
program
pelatihan dan pendidikan di tempat responden
bekerja dan
terdapat dewan pengarah sistem informasi di tempat
responden bekerja.
Pada kondisi pengujian yang membandingkan kinerja
sistem informasi akuntansi atas lokasi departement
sistem
informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan
yang
digabung dengan departement lain yang menghasilkan
nilai rata-rata ranking group untuk lokasi
departement
sistem informasi yang berdiri sendiri yang
mempengaruhi
kepuasan pemakai adalah 16,48 dan nilai rata-rata
ranking
grup dari lokasi departement sistem informasi yang
digabung dengan departement lain sebesar 19,95
sedangkan nilai rata-rata ranking group untuk
lokasi
departement sistem informasi yang berdiri sendiri
yang
mempengaruhi pemakaian sistem adalah 16,10 dan
nilai
rata-rata ranking grup dari lokasi departement
sistem
informasi yang digabung dengan departement lain
sebesar
20,85. Dimana semakin besar nilai rata-rata nilai
ranking
group menunjukkan semakin baik kondisi yang
diwakilkannya. Besarnya z hitung adalah -0,931
dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,352 untuk kepuasan
pemakai
dan z hitung sebesar -1,319 dengan signifikansi
sebesar
0,187 untuk pemakaian sistem. Sedangkan nilai
rata-rata
ranking group untuk lokasi departement sistem
informasi
yang berdiri sendiri yang mempengaruhi kinerja SIA
adalah 16,06 dan nilai rata-rata ranking grup dari
lokasi
departement sistem informasi yang digabung dengan
departement lain sebesar 20,95. Dimana semakin
besar
nilai rata-rata nilai ranking group menunjukkan
semakin
baik kondisi yang diwakilkannya. Besarnya z hitung
adalah -1,310 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,190
untuk kinerja SIA. Dari hasil uji analisis diatas
dapat
diambil kesimpulan bahwa H0 diterima. Berdasarkan
hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kinerja yang signifikan antara lokasi
departement sistem informasi yang berdiri sendiri
dengan
lokasi departement sistem informasi yang di gabung
dengan departement lain baik itu untuk variabel
kepuasan
pemakai dan pemakaian sistem. Hal ini ditunjukkan
dengan melihat nilai signifikansi sebesar 0,190
yang lebih
besar dari 0,05.
5. KESIMPULAN
NO VARIABEL HASIL KONSISTE
NSI
1 Keterlibatan
pemakai dalam
pengembangan
SIA
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian Tjhai
Fung Jen
(2002)
2 Kemampuan
teknik personal
SIA
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian
Soegiharto
(2001) dan
Tjhai Fung Jen
(2002)
3 Ukuran organisasi Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian Tjhai
Fung Jen
(2002) dan I
Nyoman Gde
Putra Sasmita
(2003)
4 Dukungan
manajemen
puncak
Berpengaruh
terhadap kepuasan
pemakai
-
5 Formalisasi
pengembangan SI
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
-
6 program pelatihan
dan pendidikan
Data tidak dapat
diolah
-
7 Keberadaan dewan
pengarah
Data tidak dapat
diolah
-
8 Lokasi departemen
SI
Tidak berpengaruh
terhadap kepuasan
dan pemakaian
Konsisten
dengan
penelitian
Soegiharto
(2001) dan I
Nyoman Gde
Putra Sasmita
(2003)
REFERENSI
[1] Dewanto dan Tarsis Tarmudji. 1995. Metode
Statistika. Yogyakarta: Liberty.
[2] Firman. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada
Perusahaan Jasa Perhotelan diSurabaya”. Skripsi
Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas
Surabaya.
[3] Imam Ghozali. 2002. Aplikasi Analisis
Multivariate
dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang:
Universitas Diponegoro.
[4] ___________, 2002. Statistik Non-Parametrik
Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
[5] I Nyoman Gde Putra Sasmita. 2003.
“Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada Bank-bank umum di Wilayah
Surabaya”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan,
STIE Perbanas Surabaya.
[6] James A. Hall. 2001. Sistem Informasi
Akuntansi.
Buku satu. Jakarta: Salemba Empat
[7] Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
[8] Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
[9] Rusma Mulyadi. 1999. “Kualitas Jasa Sistem
Informasi dan Kepuasan Para Penggunanya”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume I No.2.
[10] Soegiharto. 2001. “Influence Factors
Affecting The
Performance Of Accounting Information
System”. Gajah Mada International Journal of
Business Volume III No. 2.
[11] _________, 2002. “The Effects Of
Organization’s
Level of information system evolution on the
Relationship between influence Factors and
Accounting information system performance”.
Gajah Mada International Journal of Business
Volume IV No. 1
[12] Sumarsono. 2002. ”Metode Penelitian Akuntansi
Beserta Contoh Interpretasi Hasil Pengolahan
Data”, Surabaya : tanpa nama penerbit.
[13] Sunarti Setianingsih. 1998. “Keberhasilan
Pengembangan Sistem Informasi dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya”. Kajian Bisnis No. 13.
[14] Sunarti Setianingsih dan Nur Indriantoro.
1998.
“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan
Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap
Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai
dalam Pengembangan SI”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Volume I No. 2.
[15] Tjhai Fung Jen. 2002. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume
IV No. 2.
Lampiran 1
HASIL UJI KORELASI PEARSON
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Kinerja SIA Keterlibatan
Pemakai
Kmampuan
Personal
SI
Ukuran
Organisasi
Dukungan
Manajemen
Puncak
Formalisasi
Pengembanga
n SI
Kepuasan
Pemakai
Kor=0,191
Sign=0,279
Kor=0,167
Sign=0,345
Kor=0,167
Sign=0,345
Kor=0,556
Sign=0,001
Kor=-0,079
Sign=0,658
Pemakaian
Sistem
Kor=-0,244
Sign=0,165
Kor=0,280
Sign=0,108
Kor=0,280
Sign=0,108
Kor=0,185
Sign=0,295
Kor=-0,252
Sign=0,150
Kinerja
Kor=0,149
Sign=0,402
Kor=0,196
Sign=0,266
Kor=0,196
Sign=0,266
Kor=0,552
Sign=0,001
Kor=-0,109
Sign=0,540
Lampiran 2
HASIL UJI BEDA (MANN - WHITNEY TEST)
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Kinerja SIA Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai
Dewan Pengarah SI Lokasi Departement SI
Kepuasan Pemakai Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,48 (n=24)
Gabung=19,95 (n=10)
z=-0,931
Sign=0,352
Pemakaian Sistem Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,10 (n=24)
Gabung=20,85 (n=10)
z=-1,319
Sign=0,187
Kinerja SIA Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Ada=17,50 (n=34)
Tidak=0,00 (n=0)
Mean Rank
Sendiri=16,06 (n=24)
Gabung=20,95 (n=10)
z=-1,310
Sign=0,190
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar